"Kami tegaskan kami tidak menggelar forum Muktamar tandingan. Namun ini adalah bentuk kekecewaan para muktamirin terhadap kinerja panitia dan pengurus PBNU yang menzalimi kaum muktamirin," ujar pemimpin pertemuan, Ketua PCNU Jember, Abdullah Syamsul Arifin, Rabu (5/8/2015).
Arifin menambahkan, sikap ini perlu diambil karena beberapa kali pihaknya menyampaikan keluhan terhadap panitia dan PBNU mengenai metode pemilihan sembilan orang yang masuk dalam tim ahlul halli wal aqdi (Ahwa). Tim itu bertugas memilih Rais Aam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun mereka tidak mendapatkan tanggapan. Untuk itu pihaknya merasa bahwa forum ini perlu diadakan.
"Utusan atau perwakilan resmi yang kami kirim kepada panitia hanya dijanjikan kesempatan untuk berbicara. Namun sampai saat ini hanya sekadar janji tanpa realisasi," imbuhnya.
Sebagai bentuk protes, Arifin menambahkan 29 PWNU dan ratusan PCNU itu tak akan menghadiri lokasi pemilihan ketua umum PBNU di Alun-Alun Jombang. Bila pemilihan dipaksakan, maka jumlah peserta forum tidak quorum.
"Sudah jelas ada 34 PWNU dan yang hadir di sini adalah 29 PWNU, dan juga untuk PCNU juga hampir 60 persen ada di sini. Hasil forum muktamar alun-alun cacat hukum dan tidak sah," kata Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)