Pengrajin lampion, Ahmad Syamsudin, mengatakan, sudah menutup pesanan hingga 6 Februari. Pasalnya, saat ini harus menyelesaikan pesanan lampion dari segala penjuru kota seperti Jakarta, Palembang, dan Papua. Sedangkan dua hari lalu, Ahmad baru menyelesaikan 2.500 unit lampion pesanan dari Italia.
"Permintaan naik 40 persen hingga 50 persen dari hari biasanya. Kami terpaksa tidak melayani pesanan yang masuk, takut tidak terlayani dengan baik," kata dia, ketika ditemui di rumahnya, Jalan Juanda, Kelurahan Jodipan, Kota Malang, Selasa (26/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia mengungkap, lampion yang paling banyak dipesan model bola, oval, dan silinder. Lampion yang dihasilkan, dijual dengan harga bervariasi.
Untuk model bola dibanderol mulai Rp25 ribu hingga Rp30 ribu dengan aneka warna. Sedangkan model oval dibanderol Rp25 ribu sampai Rp35 ribu. Sementara, lampion model karakter dengan diameter 1,5 meter dibanderol Rp5 juta.
"Khusus yang karakter biasanya sebulan ada tiga sampai empat kali pesanan. Model kapsul juga laris jelang Imlek," ungkap pria 29 tahun ini.
Tahun lalu, lanjut Ahmad, pihaknya sempat terkendala kekurangan bahan baku seperti rotan, kain peles, dan lem. Kini dirinya telah mempersiapkan segala bahan baku yang telah dikumpulkan sejak jauh hari.
"Bahan bakunya aman, setiap hari kami mampu memproduksi 100 unit lampion berbagai bentuk," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)