Di Desa Katol, Kecamatan Kokop, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, warga terpaksa mengais air yang menetes di sebuah sumber mata air yang mengering.
Sumber Batu, begitu warga setempat mengenal lokasi ini. Disebut demikian karena air menetes secara terus menerus dari sumber mata air yang berada di bawah batu besar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada musim kemarau, lokasi ini jadi favorit warga untuk memenuhi kebutuhan air. Sayangnya, di kawasan yang merupakan perbukitan itu, air yang keluar dari Sumber Batu tak selancar saat musim penghujan. Untuk mendapatkan air satu ember, warga mengaku butuh waktu 3 jam.
"Ya nunggu lama, bisa-bisa 3 jam untuk dapat satu ember," ujar Sumarni, warga setempat, Selasa (22/9/2015).
Dengan menggunakan kaleng kecil yang dikaitkan pegangan kayu, sehari-hari Sumarni mengais air untuk memenuhi kebutuhannya. Menurutnya, hal itu terpaksa dia lakukan karena ia tak punya cukup uang untuk beli air bersih.
Harga air bersih yang diedarkan melalui mobil tangki berkisar Rp175 ribu untuk 1.500 liter air.
Sementara itu, bantuan dari Pemeritah Kabupaten Bangkalan tak kunjung datang. Hingga hari ini, warga mengaku baru mendapatkan bantuan dari beberapa pihak di luar pemerintah.
"Ya kalau bisa dapat bantuan, tapi kalau memang engga ada seperti sekarang ini ya terpaksa ngambil air di Sumber Batu," terang Lia, warga lainnya.
Warga berharap ada perhatian dari pemerintah, pasalnya dengan kondisi wilayah perbukitan, warga Desa Katol sangat kesulitan memenuhi kebutuhan air untuk sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
