Pedagang mengais sisa-sisa dagangan usai api melahap puluhan kios di Pasar Porong Baru, Sidoarjo, Jatim. (Metrotvnews.com/Syaikul Hadi)
Pedagang mengais sisa-sisa dagangan usai api melahap puluhan kios di Pasar Porong Baru, Sidoarjo, Jatim. (Metrotvnews.com/Syaikul Hadi) (Syaikhul Hadi)

Pasar Tradisional Beromzet Miliaran tak Punya Hydrant

kebakaran pasar
Syaikhul Hadi • 11 November 2016 18:03
medcom.id, Sidoarjo: Insiden kebakaran hebat yang menimpa sebuah pasar tradisional Porong Baru sangat disayangkan. Betapa tidak, pasar dengan ribuan pedagang tak memiliki hydrant sebagai alat bantu darurat kebakaran. 
 
Ratusan kios terbakar dalam kurun waktu lima jam. Pasar Tradisional Porong Baru terbakar pada Selasa, November tepat pukul 16.55 WIB. Api berhasil dijinakkan pukul 22.00 WIB.
 
Tujuh unit Mobil Pemadam Kebakaran diterjunkan ke lokasi. "Hampir satu jam, mobil damkar baru datang," ujar Suji, salah satu pedagang gerabah, Jumat (11/11/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Baca: Omzet Tinggi, Pedagang Tetap Jualan di Bangunan yang Terbakar
 
Namun, api sulit dipadamkan lantaran beberapa faktor. Di antaranya, angin kencang, sulitnya akses PMK untuk masuk ke area pasar, dan menumpuknya kios-kios pedagang, sehingga mudah terbakar. 
 
Kepala UPT Dinas Pasar Porong Baru Sidoarjo Agustono menyebut belum ada satu pun hydrant di pasar itu. Namun, pihaknya berencana mengusulkan kembali kepada pemerintah Kabupaten Sidoarjo usai kejadian tersebut. 
 
"Saya baru satu tahun menjabat di sini. Kami mengusahakan agar ada hydrant dipasar," kata Agus. 
 
Agus belum bisa merinci jumlah total hydrant yang akan diajukan. Namun, dia memastikan hydrant bakal dipasang ke beberapa titik.
 
Pasar Tradisional Porong Baru diresmikan pada 2010 oleh Mantan Bupati Sidoarjo, Win Hendarso. Lahan seluas enam hektare tersebut menampung sekitar 4.000 pedagang. Namun, hingga kini masih ada sekitar 2.500 pedagang yang tertampung di dalamnya.
 
Putaran uang di pasar itu mencapai miliaran rupiah per hari. 
 
Pasar tersebut, juga pernah menjadi tempat penampungan sementara bagi warga terdampak saat terjadinya luapan lumpur Lapindo pada 2006. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif