"Meningkat 87 kasus atau naik 11,07 persen," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat gelar rekapitulasi hasil "Operasi Ramadniya Semeru 2017" di Mapolda Jatim Surabaya, Rabu, 5 Juli 2017. Jumlah korban meninggal 33 orang atau meningkat 33,33 persen.
Kabupaten Tuban menjadi daerah dengan angka laka lantas terbanyak di Jatim dengan 65 kasus. "Jumlah korban meninggal 13 orang, sama dengan tahun sebelumnya," kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk posisi kedua jumlah laka lantas terbanyak ada di wilayah Bojonegoro dengan 53 kasus, Malang 42 kasus, Nganjuk 40 kasus, dan Surabaya 37 kasus.
Jumlah korban meninggal kedua paling banyak di wilayah Malang. Bedasarkan data dari Polres Malang tercatat 12 korban meninggal, disusul wilayah Banyuwangi 11 korban, Tulunggagung delapan korban dan Magetan tujuh korban.
Baca: Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Sidoarjo Menurun
Barung menjelaskan, roda dua atau sepeda motor menduduki angka pertama jenis kendaraan yang terlibat laka lantas. Tercatat selama tahun 2017, sepeda motor yang terlibat laka lantas berjumlah 1.211 atau naik 12,13 persen dibanding tahun 2016 yang hanya 1.080.
Barung mengaku belum mengkaji secara mendalam apakah jumlah kenaikan laka di Jatim disebabkan oleh faktor jalan atau kesalahan manusia.
Secara nasional, Jatim menempati urutan pertama kejadian laka lantas paling banyak. Hal itu dilihat dari penyampaian jumlah angka laka lantas secara real yang terjadi di lapangan.
Selain angka laka lantas, Barung mengemukakan bahwa tingkat kriminalitas selama Lebaran di Jatim menurun sebanyak 35,23 persen. Dari hasil data Operasi Ramadniya Semeru 2017, baik kriminalitas seperti curat, cras, curas senjata api (senpi), curanmor dan anirat menurun dari total kasus ditahun 2016 sebanyak 105 kasus sedangkan 2017 menurun menjadi 53 kasus.
"Angka kriminalitas di Jatim menurun sebanyak 35,23 persen," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)