Di Surabaya, Jawa Timur, sentra perdagangan batu mulai berada di Jalan Kayoon. Untuk mencapai lokasi sangat mudah. Karena, lokasinya berada di tengah-tengah kota, hanya 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor dari Balai Kota Surabaya.
Begitu tiba di lokasi, berbagai jenis batu dan pernak-perniknya pun terpampang. Ada dua jenis pedagang di lokasi itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

(Warga berburu batu akik di Jalan Kayoon Surabaya, Metrotvnews.com/ Amaluddin)
Pertama, pedagang yang berjualan di toko. Mereka menempati puluhan stand. Beberapa di antaranya menyediakan jasa pengasahan batu, dari bongkahan kasar menjadi batu perhiasan yang cantik.
Yang kedua adalah pedagang tanpa stand. Para pedagang biasanya berkumpul tak jauh dari kawasan tersebut. Mereka biasanya menjajakan batu-batu mulia kepada penggemar batu. Tak jarang, pedagang batu akik ini didapati sedang nongkrong di warung dan bertransaksi dengan penggemar batu mulia.
Masduki, 61, penjual di pasar Jalan Kayoon, mengakui tren batu akik yang tengah meledak. Imbasnya, pasar Jalan Kayoon yang sebelumnya sepi pengunjung kini membludak. Saat ini di kawasan tersebut sedang booming batu jenis Bacan dan Batu Bulu Macan.
Meskipun ada pula pengunjung yang datang mencari jenis-jenis batu mulai yang masuk kategori permata seperti Blue Safir, Jamrud, Virus dan lain-lain.
"Saat ini banyak yang nyari batu Bacan dan Bulu Macan, kami juga menerima pesanan calon pembeli," kata Masduki di sela-sela aktivitasnya berdagang batu akik di Jalan Kayun, Surabaya, Minggu (15/3/2015).
Masduki mengaku memang lebih konsen menjual batu-batu kelas bawah. Meskipun untungnya sedikit namun banyak yang berminat.
"Saya dulu pernah punya Bacan yang seharga Rp 400 ribu, sudah laku. Sekarang saya jual yang kelas bawah saja, banyak pembeli meski tak besar untungnya,” kata pria yang mengaku berjualan di Pasar Kayoon sejak tahun 2.000 itu.
Moncernya batu akik ini juga dirasakan Miko (40) warga Jalan Demak, Surabaya. Sejak batu-batu ini Booming, Miko mengaku sering mendatangi sentra batu akik di Jalan Kayoon itu. Miko mengatakan memiliki beragam koleksi batu-batu tersebut yang tersimpan di rumahnya. Nah, kedatangannya ke pasar tersebut untuk memantau harga.
“Saya hampir setiap hari ke sini. Ya, cari tahu perkembangan batu perhiasan. Saya juga kadang menjual koleksi batu saya kalau untung,” ujarnya ditemui di pasar tersebut.
Miko menjelaskan, dalam dunia batu Mulia ada dua jenis batu yang memang sedang Booming yakni Batu Akik dan Batu permata. “Bacan dan mata kucing itu sejenis akik. Kalau safir, virus, dan berlian, itu batu permata,” papar Miko. Di pasaran, lanjut dia, dua jenis batu perhiasan itu harganya bervariasi.
“Dari Rp50 ribu hingga Rp100 juta. Ada juga yang sampai Rp1 M, tapi saya belum pernah lihat,” imbuh dia sembari menunjukkan Blue Safir yang dia klaim ditawar calon pembeli Rp12 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)