Polisi memasang pelang dan garis polisi di sekitar rumah jejak perjuangan Bung Tomo yang dibongkar, MTVN - Amaluddin
Polisi memasang pelang dan garis polisi di sekitar rumah jejak perjuangan Bung Tomo yang dibongkar, MTVN - Amaluddin (Amaluddin)

Risma Ragu Rekonstruksi Rumah Jejak Bung Tomo seperti Bangunan Aslinya

bangunan bersejarah
Amaluddin • 13 Mei 2016 12:09
medcom.id, Surabaya: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku kesulitan membangun kembali rumah yang menjadi saksi perjuangan Pahlawan Nasional Bung Tomo. Alasannya, bahan bangunannya sulit didapat.
 
Bangunan itu menggunakan batu bata dari era kolonial Belanda. Ukuran batu batanya lebih besar ketimbang batu bata di masa kini. Menurut Anggota Tim BPCB Trowulan, Widodo, batu bata itu hanya ada di era pendudukan Belanda di Surabaya.
 
(Baca: Pembangunan Rumah Jejak Bung Tomo Butuh Batu Bata Besar)

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Wali Kota mengaku ragu dapat kembali membangun rumah di Jalan Mawar Nomor 10 Surabaya, Jawa Timur, itu seperti aslinya. Alasannya, tak gampang menemukan bahan bangunan yang sesuai. Selain itu, kata perempuan yang akrab disapa Risma itu, Indonesia belum pernah merekonstruksi bangunan bersejarah seperti wujud aslinya.
 
Risma Ragu Rekonstruksi Rumah Jejak Bung Tomo seperti Bangunan Aslinya
(Petugas menunjukkan bangunan asli rumah bekas jejak perjuangan Bung Tomo di Surabaya sebelum dibongkar, Ant - Zabur Karuru)
 
"Kalau di luar negeri memang sudah bisa merekonstruksi. Tetapi kalau di sini bagaimana cara mengembalikannya," kata Risma di Surabaya, Jumat (13/5/2016).
 
Saat ini, kata Risma, proses rekonstruksi masih dalam bahasan dengan tim balai cagar budaya dan sejarawan. Apakah bangunan itu dikembalikan persis dengan zaman Bung Tomo atau seperti wujud sebelum dibongkar.
 
Bangunan itu, ungkap Risma, tak sama persis dengan bangunan era kolonial Belanda. Luas lahannya pun menyusut dari 26 meter menjadi 15 meter.
 
Yang paling penting, ujarnya, mengembalikan bangunan itu ke wujud asalnya. PT Jayanata, perusahaan yang membongkar bangunan tersebut, pun siap membangun kembali rumah itu.
 
Pada Selasa, 3 Mei 2016, bangunan cagar budaya bekas stasiun Radio tempat Bung Tomo menyiarkan perjuangan rakyat Surabaya melawan sekutu atau penjajah Belanda, telah dibongkar dan kini rata dengan tanah.
 
Pembongkaran rumah itu menuai aksi protes. Sebab bangunan termasuk dalam status cagar budaya. Satu di antaranya Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo, yang menggelar aksi protes bersama rekan-rekannya pada Senin 9 Mei 2016. Bambang juga melaporkan kejadian itu ke polisi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif