Ilustrasi
Ilustrasi (Amaluddin)

Dijanjikan Pekerjaan Layak, Ibu Ini ke Kalimantan Gabung Gafatar

gafatar
Amaluddin • 24 Januari 2016 09:28
medcom.id,Surabaya: Yamiartiwi, masih ingat betul ketika dia pertama kali memutuskan bergabung di organisasi masyarakat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Ibu satu orang anak itu mengaku tergiur janji hidup layak di Kalimantan.
 
Warga Blitar, Jawa Timur itu mengaku diajak ikut masuk Gafatar dengan iming-iming pekerjaan layak di Kalimantan. Lantaran janji itu, ia rela meninggalkan anak dan saudara di kampung halaman.
 
"Setelah tiba di Kalimantan Barat (Kalbar) ternyata hanya diberikan lahan. Kami juga disuruh membangun tempat tinggal. Jadi kita benar-benar seperti buka lahan baru untuk bercocok tanam di sana," beber Yamiartiwi, di tempat persinggahan sementara, Transito Disnakertransduk, Jatim, Jalan Margorejo, Surabaya, Sabtu (23/1/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Yamiartiwi mengaku menyesal ikut bergabung ke ormas itu, apalagi gara-gara masuk Gafatar juga, dia sampai menjual dua sepeda motor milik suaminya. Duit hasil penjualan sepeda motor dipakai untuk modal ke Kalimantan serta sisanya diberikan pada pengurus Gafatar.
 
"Padahal dua motor tersebut hasil suami jualan es lilin di Blitar. Saya bersyukur rumah saya di kampung masih ada," kata dia.
 
Dia sudah dua bulan berada di Kalimantan bersama suaminya, Ari Sunarto. Yamiartiwi bersyukur akhirnya bisa pulang kembali ke kampung halaman.
 
Yamiartiwi menjadi salah satu eks anggota Gafatar yang dipulangkan dari Kalimantan Barat.
 
Berbeda dengan Yamiartiwi yang kecewa, Anton Prasetyo, warga Wates Mojokerto mengaku senang ikut Gafatar. Anggota Gafatar sejak tahun 2012 itu mengaku tidak ada yang salah dari ormas bentukan Musadek itu.
 
Kata Anton, Gafatar bukan aliran sesat seperti yang selama ini diberitakan. Organisasi itu kata dia justru banyak membantu orang.
 
"Gafatar ini bukan aliran sesat. Kegiatan kita murni aksi sosial. Kalau dikatakan aliran sesat, di mana letak sesatnya," kata Anton.
 
Dia mengaku, selama ikut organisasi Gafatar, tidak pernah dipungut biaya. Namun, untuk operasional kegiatan bakti sosial, anggota dapat memberikan bantuan seikhlasnya.
 
"Saya nggak harus memberikan bantuan setiap bulan. Kalau pas ada rezeki, kadang saya memberikan bantuan, dan setiap memberikan donasi mendapatkan kwitansi dari pengurus Gafatar," ungkap Anton.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(REN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif