Saat ini ratusan warga eks pengikut Gafatar masih berada di Asrama Transito, Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan (Disnakerduk), Pemprov Jatim. Laki-laki, perempuan, remaja, hingga anak-anak ditempatkan di sembilan ruangan. Saat Metrotvnews.com mengunjungi tempat penampungan, sebagian ada yang sedang tidur, sementara anak-anak terlihat ceria bermain.
"Kalau kami memilih, ya, lebih baik tinggal di Kalimantan. Di sana kami sudah makmur dan senang," kata Mustanul, 41, yang sebelumnya beralamat di Dukuh Menanggal, Surabaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut bapak tiga anak ini, di Kalimantan dirinya bersama warga lainnya setiap hari bekerja sebagai petani. Mereka menanam sayuran dan bahan pokok seperti sawi, kangkung, kacang, dan sayuran lainnya.
"Kami sudah menjadi warga Kalimantan. Punya KTP dan sandang pangan di sana," ujar pria yang sudah tiga bulan tinggal di Kalimantan ini.
Hal yang sama juga dirasakan Fatkhul Khoir Ham, 36. Pria asal Desa Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ini juga menginginkan kembali ke Kalimantan Barat. Tepatnya di tempatnya tinggal di Jalan Membawan, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah.
"Di sana kami sudah mendapatkan jiwa kami. Kami makmur di sana," kata sarjana lulusan Ilmu Tarbiyah IAII Ibrahimi Situbondo, Jawa Timur itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)