Gatot mengatakan Indonesia tengah mewaspadai penyebaran proxy war ini. Menurutnya, jenis peperangan ini masuk ke kategori perang yang mematikan. Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak yang bermusuhan dengan menggunakan pihak ketiga.
"Pihak ketiga ini sering disebut dengan boneka. Pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapapun, kecuali pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Mahasiswa, ormas, lembaga masyarakat, dan perorangan mudah menjadi boneka atau pihak ketiga tersebut," jelas Gatot saat mengisi acara "Sail of Journalist", di atas KRI Makassar 590, Surabaya, Jumat (5/2/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Panglima TNI, proxy war saat ini berlatar belakang energi. Proxy war di Indonesia semakin nyata dengan adanya pergeseran konflik dunia. “Saat ini sisa cadangan energi dunia tersisa 45 tahun dan itu akan habis jika kita semua tak berusaha menemukan penggantinya karena konsumsi energi 2025 meningkat 45 persen,” tuturnya.
Gatot mengatakan sekitar 70 persen konflik di dunia berlatar belakang energi. Peningkatan energi pada tahun 2007-2009 juga memicu kenaikan harga pangan dunia yang mencapai 75 persen. Di sisi lain, hanya ada negara-negara yang dilintasi ekuator yang mampu bercocok tanam sepanjang tahun negara tersebut, seperti Amerika Latin, Afrika Tengah, dan Indonesia.
Di samping itu, jumlah penduduk dunia akan mencapai 12,3 milliar pada 2043. Menurut Gatot, jumlah tersebut tiga kali lipat melebihi daya tampung bumi.
“Kondisi ini yang memicu terjadinya perang untuk mengambil alih energi negara-negara yang berada di garis ekuator, salah satunya Indonesia. Maka saat ini yang terjadi adalah perang masa kini dengan latar energi akan mengalami pergeseran menjadi perang pangan, air, dan energi,” kata dia.
Sejumlah anasir dari nyatanya proxy war di Indonesia, kata Gatot, adalah adanya upaya adu domba antara TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, upaya memecah belah partai, dan penyelundupan narkoba.
Untuk melawan proxy war, Gatot menyarankan semua komponen bangsa membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup, keahlian sesuai bidangnya, serta menempa diri dengan pengalaman yang nyata di lapangan. "Dengan kekuatan karakter individu yang kuat tersebut, bangsa Indonesia akan mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)