"Kita contohkan di kawasan Jalan Dharmawangsa yang telah dipasang TBC (Tilang by CCTV). Saat awal pemasangan 1,5 bulan lalu, ada 470 pelanggar per hari. Sekarang sudah menurun di angka 80-120 pelanggar setiap harinya," kata Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Surabaya Robben Rico di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 26 Oktober 2017.
Robben menjelaskan, program TBC adalah upaya dari berbagai pihak untuk mengurangi angka kecelakaan di Surabaya. Selama ini, kecelakaan biasanya terjadi karena pelanggaran lalu lintas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Memang terlihat sepele, hanya menerobos lampu lalu lintas. Tapi, itu fakta. Ironisnya, yang melanggar kebanyakan tidak apa-apa. Justru orang lain yang menjadi korbannya. Bahkan, sampai ada yang meninggal. Parahnya lagi, yang menjadi korban adalah tulang punggung keluarga. Banyak kita temui hal-hal semacam itu," jelasnya.
(Baca: Tilang CCTV Terkendala Database Kepemilikan Kendaraan)
Robben optimis, TBC sangat efektif. Selain menekan angka kecelakaan, juga mampu mengurangi kecenderungan pengendara melakukan pelanggaran.
"Kita sudah buktikan selama uji coba. Setelah disosialisasikan adanya kamera pengintai bagi pelanggar lalu lintas, warga mulai sadar," tambahnya.
Namun, Robben mengaku masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Salah satunya, membuat nota kesepahaman bersama Satlantas Polrestabes Surabaya, Kejaksaan Negeri Surabaya, serta Pengadilan Negeri Surabaya.
"Meski sudah dipasang, e-Tilang masih belum berlaku. Jadi, harus kita buat dulu drafnya, bagaimana prosedurnya nanti, baru kita kerjasamakan," tandasnya.
(Baca: Pasang Kamera CCTV di Surabaya, e-Tilang masih Berupa Surat Teguran)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
