Pertemuan MUI meminta klarifikasi Jari, warga yang mengaku menerima wahyu akhir zaman, di Jombang, 22 Februari 2016, MTVN - Nurul Hidayat
Pertemuan MUI meminta klarifikasi Jari, warga yang mengaku menerima wahyu akhir zaman, di Jombang, 22 Februari 2016, MTVN - Nurul Hidayat (Nurul Hidayat)

Berdebat dengan MUI, 'Penerima Wahyu' Tantang Panggil Ahli Gaib

keagamaan
Nurul Hidayat • 22 Februari 2016 17:00
medcom.id, Jombang: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang, Jawa Timur, mengundang Jari terkait pengakuan dirinya sebagai penerima wahyu akhir zaman. Dalam pertemuan itu, Jari berdebat dengan tokoh agama terkait klaim tersebut.
 
Pertemuan berlangsung kurang lebih satu jam di Gedung Islamic Center Alun-Alun Jombang, Senin 22 Februari. Selain Jari, pertemuan itu dihadiri Ketua MUI Jombang K.H. Cholil Dahlan, perwakilan dari Kejaksaan Negeri Jombang, kepolisian, TNI, dan utusan organisasi keagamaan.
 
"Pak Jari memang kita panggil untuk klarifikasi terkait ajaran dan pengakuannya sebagai Isa Habibullah," kata Cholil.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Cholil mengaku perdebatan terjadi antara Jari dengan tokoh agama setempat. Tokoh agama menjelaskan wahyu terakhir kali turun pada Nabi Muhammad SAW. Namun Jari tetap bersikeras wahyu turun kepadanya pada 2004.
 
Jari bahkan menantang tokoh agama untuk menghadirkan ahli gaib untuk melihat jati dirinya sebagai penerima wahyu.
 
"Tapi, kami memiliki standar untuk mengabulkan tantangan itu," kata Cholil.
 
MUI, lanjut Cholil, akan menerbitkan fatwa terkait kemunculan dan klaim Jari. MUI dan beberapa pihak akan menggelar pertemuan sebelum menetapkan ajaran Jari itu sesat atau tidak.
 
"Selanjutnya hasil pertemuan hari ini dan pertemuan kemarin kita plenokan. Kesimpulannya akan kita rangkum sebagai dasar mengeluarkan fatwa. Insya Allah dalam satu dua hari ini fatwa tersebut sudah terbit," kata Cholil.
 
Pertemuan tersebut membahas klaim Jari yang mengaku sebagai penerima wahyu akhir zaman. Jari bahkan mengklaim dirinya bergelar Isa Habibullah.
 
Atas klaim itu, Jari mendirikan pondok pesantren di Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang. Pria berusia 40 tahun itu menyebarkan ajarannya. Satu di antaranya menambah kalimat 'Wa Isa Habibullah' di bagian akhir Syahadat. Pengikutnya sudah mencapai ratusan.
 
Nurul Hidayat
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif