"Sebaiknya perdebatan itu dihentikan. Sistem Ahwa tidak ada masalah, tapi jangan dipaksakan sekarang," kata Hasyim ditemui di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Minggu (2/8/2015).
Hasyim meminta, sistem pemilihan diserahkan ke peserta muktamar untuk memutuskan sistem apa yang harus digunakan pada muktamar kali ini. Menurutnya, sistem Ahwa saat ini belum tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) NU.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Bila muktamirin menginginkan pembahasannya, maka sekarang dibahas dan dimasukkan ke AD/ART untuk dipergunakan pada muktamar ke-34 nanti," jelasnya.
Sebaliknya, ia melihat terlalu dipaksakan jika sistem Ahwa dipergunakan pada muktamar kali ini. "Kalau sekarang dimasukkan ke dalam AD/ART, lantas dipakai saat ini juga, sangat dipaksakan," katanya.
Dia berharap, pemilihan Rais Aam pada muktamar kali ini tetap mengunakan sistem voting. Apalagi, sistem Ahwa baru diputuskan pada Musyawarah Nasional PBNU, medio Juli kemarin.
"Anggapan itu perlu diluruskan bahwa keputusan Muktamar lebih tinggi dibandingkan keputusan munas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)