"Dari hasil pemeriksaan kali ini, kita tidak temukan adanya peredaran uang palsu yang diedarkan oleh mereka (jasa penukaran uang, red). Namun ini sebagai bentuk antisipasi terhadap perdaran uang palsu," ujar Kabag Humas Polres Jombang, AKP Gatot Mustofa, Selasa (30/6/2015).
Gatot mengatakan polisi juga memeriksa identitas penukar uang. Sebagian besar, penyedia jasa uang baru berasal dari luar Kabupaten Jombang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kebanyakan mereka berasal dari Sumatra yang memanfaatkan bisnis ini sebagai usaha sebelum datangnya musim lebaran. Pendataan terhadap pendatang perlu dilakukan sebagai antisipasi ketertipan dimasyarakat," katanya.
Di laun tempat, Dwi Puji Astuti, seorang pegawai bank, mengingatkan warga untuk menghindari peredaran uang palsu. Caranya yaitu metode 3D yang menjadi iklan pemerintah.
"Cukup dilihat, diraba, dan diterawang, kita bisa menyatakan uang tesebut asli apa palssu. Dilihat yakni untuk mengecek fisiknya dari warnanya tidak dipudar. Di raba, di nominal ada terasa yang timbul. Terakhir diterawang, ada gambar bayangan pahlawan," jelasnya.
Dwi mengimbau masyarakat menukar uang di bank resmi. "Lebih aman hendaknya ditukarkan ke bank saja, dan resiko terhindar dari uang palsu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
