Pengendara sepeda motor berharap keselamatan tetap diprioritaskan walaupun tarif tol telah digratiskan sejak sabtu, 13 Juni.
"Kalau cuaca mendung pekat, terkadang angin sangat kencang, pengendara roda dua seperti kami kadang sampai oleng dan terpaksa berhenti sejenak karena takut jatuh," terang Muhammad Subhan, pengendara roda dua asal Kabupaten Sampang, yang setiap pekannya melintasi jembatan Suramadu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pengalaman lain dirasakan Helmi, pengajar di salah satu perguruan tinggi di Madura asal Surabaya ini melintasi jembatan Suramadu hampir setiap hari saat ada jadwal mengajar.
Menurutnya, sempitnya jalur roda dua dan tingginya arus lalu lintas beberapa kali mengakibatkan pengendara bersenggolan dan terjatuh hingga mengalami kecelakaan.
"Kasian kan kalau itu terjadi di tengah jembatan Suramadu. Waktu itu saya menyaksikan langsung seorang ibu yang terjatuh dan kita bingung bagaimana harus memberi pertolongan," terangnya.
Kekhwatiran juga dirasakan Emilia, wanita asal Bangkalan ini mengaku ngeri saat melintas jembatan Suramadu pada malam hari. Menurutnya, dengan kondisi jalur roda dua yang sepi saat malam sangat mungkin terjadi tindak kriminalitas di bentang tengah jembatan Suramadu.
"Kadang kalau pulang kerja hingga larut malam dari Surabaya ke Bangkalan, jembatan dan sepanjang akses Suramadu sepi sekali. Sebagai wanita saya merasakan takut. Khawatir lantas ada begal. Jadi, kalau melintas malam-malam ya saya ngebut, walaupun sebenarnya itu berbahaya juga bagi saya," papar Emilia.
Ia berharap pengawasan dan perhatian pengelola terhadap pengendara bisa ditingkatkan agar tercipta rasa aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)