"Kemerdekaan yang seperti apa, merdeka dari aksi terorisme," kata Umar Patek usai upacara perayaan kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Surabaya, di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 17 Agustus 2017.
Dia tak ingin kemerdekaan diisi dengan hal yang negatif. Aktor di balik aksi bom Bali I itu pun merasa bersalah telah bergabung dalam jaringan terorisme.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya sangat menyesal telah melakukan itu, makanya aksi ini harus kita hentikan," tegas Umar.
Insiden bom Bali I pada 2002 telah menyadarkan bila dirinya berada di jalan yang salah. Saat itu, dia mengaku hanya diajak Dulmatin ke suatu tempat di Bali.
Di sana, sudah siap segalanya termasuk bom rakitan sebanyak 950 kg. Di tempat tersebut sempat terjadi pertentangan yang luar biasa.
"Setibanya saya di sana, saya diberitahu tentang program mereka. Di situ sempat terjadi penolakan atau pertentangan alot dengan Imam Samudra dan kawan-kawannya," kata dia.
Menurut dia, saat ini, para pihak terkait harus aktif dalam menghentikan aksi yang terorisme yang terus bermunculan. Masyarakat juga harus diberi wawasan tentang bahaya gerakan radikalisme.
Perhatian lebih harus diberikan kepada para pemuda. Tak hanya itu, mantan terorisme yang sudah kembali kepada masyarakat juga harus terus dibina.
"Mereka jangan dikucilkan, harus kita rangkul bersama agar mereka tidak kembali kepada gerakan radikalisme yang sudah dilakukan sebelumnya," tekan dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(OGI)