"Kalau anak yang pegang kartunya bisa hilang. Nah sekarang manfaatnya KIA bagi anak-anak menurut saya belum dibutuhkan," kata Darmaji (45), warga Kapasmadya, Surabaya, Selasa (23/2/2016).
Senada juga dikatakan Faisal Abdallah, (38) warga Jambangan, Surabaya, yang mengatakan KIA belum dibutuhkan bagi anak-anak. Sebab, anak-anak sudah sangat lekat dengan orang tua.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Justru adanya KIA hanya menambah beban kesibukan Dispendukcapil. Saya kira anak-anak belum perlu KIA," katanya.
Beberapa masyarakat justru merespon negatif munculnya KIA. Kebanyakan mereka tak setuju dengan adanya KIA sebab menganggap Kartu Identitas Anak tersebut belum dibutuhkan.
Sutoyo (51), warga Manyar, Surabaya, mengaku pasrah dengan kebijakan baru terkait KIA tersebut. Kata dia, masyarakat wajib mentaati kalau pemerintah sudah menerapkannya.
"Mau tidak mau kita kan harus mengikuti. Setuju dan tidaknya gak ngefek. Kalau saya pribadi jelas bikin repot orang tua mengurusnya," kata dia.
Sutoyo mengaku tak mau mengurus KIA jika dalam proses pengurusannya masih sulit seperti pembuatan KTP sebelumnya.
"Saya yakin kalau ngurusnya gampang ya saya ikut, kalo ribet ya gak saya urus, yang penting anak saya sudah punya akta kelahiran. Lah wong KTP sama e-KTP dulu aja ngurusnya ribet. Malah temen saya ada yang belum ngurus kok ini ada lagi yang baru,” pungkas Sutoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
