Surat tulisan tangan Gus Mus itu menggunakan huruf Pegon yakni huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, maupun Bahasa Indonesia. Surat itu dibacakan Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33 NU Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Sebelumnya, Ahwa atau 9 formatur yang diusulkan PWNU dan PCNU menetapkan dan mengesahkan KH Ahmad Mustofa Bisri sebagai Rais Aam Syuriah PBNU. Sementara KH Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai Wakil Rais Aam Syuriah PBNU. Namun Gus Mus menolak menjabat sebagai Rais Aam Syuriah PBNU.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berikut isi terjemahan surat penolakan Gus Mus sebagai Rais Aam Syuriah PBNU:
"Al khuruj Minal Khilaf Mustahabbun".
Surat Mbah Mustofa Bisri kepada tim 9 Ahlul Halli Wal Aqdi.
Bismillahirrahmanirrahim
Hadlaratil Afadlil Sadatil Masyayikh Ahlil Halli Wa Aqdi al Aizza.' Hafizhakumullah ta'ala.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Wa ba'du
Seperti kita ketahui, muktamar kita sekarang ini diwarnai oleh sedikit kisruh yang bersumber dari adanya dua kelompok yang masing-masing menginginkan jagonyalah yang menjadi Rais Aam. Satu berusaha memengaruhi muktamirin untuk memilih A, satu lagi B. Dan sistem "ahlul halli wal aqdi" dianggap sebagai alat oleh salah satu kelompok tersebut.
Oleh karena itu, demi kemaslahatan jam'iyah, dan sekaligus mengayomi kedua belah pihak yang bersaing tersebut, sebaiknya Ahlul Halli wal Aqdi tidak memilih dua nama yang dijagokan kedua belah pihak tersebut (A maupun B). Jabatan Rais Aam biarlah diserahkan kepada salah satu Ahlul Halli wal Aqdi yang paling mendekati kriteria.
Sedangkan untuk Ketua Umum Tanfidziyah, biarlah Rais Aam terpilih merestui semua calon agar muktamirin bisa bergembira memilih pilihannya sendiri-sendiri.
Terima kasih dan mohon maaf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)