"Jangan sampai pemuda-pemuda Indonesia hanya merdeka secara fisik, jiwa dan pikirannya juga harus merdeka dari "virus asing", mengingat majunya teknologi di era globalisasi ini dapat melupakan jati diri para pemuda dan juga bangsanya jika tak memiliki budi pekerti luhur," kata Ketua Masika ICMI Jatim, Abdul Rahman Hidayat, dihubungi di Surabaya, Kamis (15/10/2015).
Masika ICMI Jatim, kata Rahman, mendukung program pemerintah itu. Sebab, kata Rahman, program ini searah dengan program yang akan dijalankan Masika ICMI Jatim. "Untuk itu, Masika ICMI Jatim siap mengajak pemuda-pemuda berperan aktif dalam program bela negara. Bahkan, Masika ICMI Jatim siap mengirim kader untuk menyukseskan program tersebut," kata Rahman.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Rahman, program bela negara adalah bagian dari imunisasi jiwa para pemuda Indonesia agar memiliki daya tahan dalam menghadapi "virus" globalisasi yang berefek negatif.
"Salah satu risiko di era globalisasi adalah pengaruh budaya asing yang dapat melunturkan identitas kebangsaan dan jati diri bangsa yang sudah menjadi budaya di negeri kita," katanya.
Agar bela negara jadi efektif, dia menyarankan pemerintah memasukkan materi kewirausahaan sebagai bagian membangun mental kemandirian dan keberanian menghadapi risiko.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berencana merekrut 100 juta kader bela negara dalam waktu 10 tahun. Kader bela negara disiapkan untuk mengantisipasi serangan ideologi baik dari dalam maupun luar.
Ryamizad berharap pembentukan kader bela negara dapat membangkitkan kembali rasa cinta Tanah Air generasi muda bangsa. Kader-kader bela negara tersebut, menurut dia, akan bertugas melakukan pertahanan negara jika sewaktu-waktu negara mendapat ancaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
