Arak-arakan peserta yang membawa atribut palu arit yang identik dengan Partai Komunis Indonesia. Foto: Metrotvnews.com/Agus Josiandi
Arak-arakan peserta yang membawa atribut palu arit yang identik dengan Partai Komunis Indonesia. Foto: Metrotvnews.com/Agus Josiandi (Agus Josiandi)

Ini Alasan Siswa Bawa Atribut Palu Arit di Karnaval Budaya

karnaval budaya
Agus Josiandi • 15 Agustus 2015 19:38
medcom.id, Pamekasan: Kepala SMP Pamekasan, Ali, angkat bicara mengenai atribut palu arit yang dibawa siswanya saat karnaval budaya Pamekasan, Jawa Timur.
 
Menurutnya, penggunaan atribut yang identik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) itu atas petunjuk panitia. Petunjuk itu jelas tertera di dalam surat bernomor 09/PAN.HUT-RI/2015 yang ditujukan kepada ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP se-Pamekasan.
 
"Sekolah kami kebetulan ditunjuk mewakili MKKS untuk menampilkan tonggak sejarah yang keenam, yaitu pemberontakan G30S PKI," kata Ali, Sabtu (16/8/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Karnaval budaya didesain menampilkan tonggak-tonggak sejarah sejak perjuangan kemerdekaan hingga reformasi. Pada tonggak sejarah keenam panitia mengarahkan untuk menampilkan pemberontakan Gerakan 30 September.
 
Bahkan, kata Ali, dalam surat edaran dijelaskan secara rinci kostum delapan jenderal yang harus dipakai para siswanya. Termasuk, barisan tokoh-tokoh PKI seperti Aidit dkk dan anggota PKI yang memegang celurit sebagai simbol-simbol palu arit yang sudah terkonsep.
 
"Di teatrikal, kami tampilkan itu seperti yang ada di film G30S PKI. Dialog-dialognya juga persis, tak ada yang kami edit," sambungnya.
 
Ali mengatakan, alasan mereka menampilkan atribut tersebut, tak lain karena kepentingan penilaian juri. "Jika kostum tidak sesuai petunjuk, maka  nilai tim  dalam karnaval akan dikurangi. Termasuk, jika tidak sesuai dengan cerita," katanya.
 
Karnaval budaya yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, diwarnai dengan arak-arakan peserta yang membawa atribut palu arit.
 
Tampak sejumlah peserta berpakaian serbaputih dengan selempang bertuliskan "Anggota PKI", serta sebagian lagi membawa bendera bergambar simbol komunis dan tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia.
 
Menyikapi itu, Bupati Pamekasan Ahmad Syafii mengaku kecolongan. Dia baru mengetahui adanya simbol itu saat peserta mulai melakukan teatrikal.
 
"Ini akan jadi bahan evaluasi kami para forum pimpinan daerah (forfimda), termasuk dengan Dandim dan aparat keamanan," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif