Kamis 11 Agustus, sekira pukul 09.45 WIB, Zaenal Arifin dalam perjalanan pulang dengan mengendarai sepeda ke rumahnya di Desa Masangan. Ia baru pulang dari kulakan kedelai di Pasar Sepanjang.
Setibanya di Desa Sukolegok, Kecamatan Sukodono, pengendara motor tak dikenal melemparkan paving block ke arahnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Suami saya jatuh beserta sepedanya. Tapi sepedanya masih ada, tidak dicuri," kata Sunarsih yang mendampingi Zaenal dalam perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Sidoarjo.
Atas kejadian itu, Zaenal mengalami patah tulang pada rahang atas dan bawah mulutnya. Patah tulang disebabkan benturan keras oleh benda tumpul.

(Tukang tahu dirawat setelah jadi korban pelemparan paving di Sidoarjo, MTVN - Syaikhul Hadi)
Sunarsih mengaku suaminya tak memiliki musuh. Zaenal baru tiga pekan berjualan tahu goreng. Saat di rumah pun, suaminya juga jarang keluar rumah.
"Kok tega melakukan itu, padahal suami saya enggak pernah punya musuh," ungkap Sunarsih.
Dr Auliya Rizky yang menangani Zaenal mengatakan penjual tahu itu memerlukan perawatan intensif. "Insya Allah hari ini pasien (Zaenal) akan dilakukan operasi," terang Auliya.
Zaenal bukan korban pertama dalam kasus tersebut. Pada Rabu 3 Agustus, seorang tokoh agama KH M Mustofa menjadi korban saat melintasi Desa Sarirogo.
Bongkahan paving block mengenai kepalanya. Mustofa yang tengah menyetir tak dapat mengendalikan kendaraan. Mobil lalu menabrak penerangan jalan umum. Dua hari kemudian, Mustofa meninggal.
Baca: Dilempar Batu Trotoar, Tokoh Agama Sidoarjo Meninggal
Eko Prabowo, Kepala Desa Sarirogo, Kecamatan Kota Sidoarjo, mengakui peristiwa itu terjadi dalam dua bulan terakhir. Namun yang paling parah terjadi pada Mustofa.
Eko mengatakan warga dan tokoh masyarakat setempat pun sepakat segera memasang tujuh CCTV di beberapa titik. Itu bertujuan mengungkap pelaku pelemparan dan menghindari kejadian serupa berulang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)