Prosesi pengukuhan empat pejabat menjadi warga kehormatan Tengger, MTVN - Amaluddin
Prosesi pengukuhan empat pejabat menjadi warga kehormatan Tengger, MTVN - Amaluddin (Amaluddin)

Empat Pejabat Probolinggo Diminta tak Lupakan Tengger

warisan budaya
Amaluddin • 21 Juli 2016 11:30
medcom.id, Probolinggo: Empat pejabat dikukuhkan sebagai warga kehormatan masyarakat Tengger. Keempat orang itu dianggap berperan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
 
Upacara pengukuhan berlangsung dalam acara Yadnya Kasada di Pendopo Agung Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu malam 20 Juli 2016. Keempat orang itu yaitu Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifudin, Kepala Pengadilan Negeri Kraksaan Kabupaten Probolinggo Suratmo, Komandan Kodim 0820 Kabupaten Probolinggo Letkol Inf Hendhi Yustian, serta Kepala Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) John Kennedy.
 
Keempat orang itu menghadiri acara dengan mengenakan pakaian tradisional masyarakat Jawa. Mereka mengenakan beskap hitam, kain batik sebagai bawahan, lengkap dengan ikat kepala khas masyarakat Jawa Timur. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Lalu, sesepuh masyarakat memimpin acara pengukuhan. Setelah acara berdoa, sesepuh kemudian menyematkan selendang yang menjadi tanda bahwa keempat pejabat tersebut resmi menjadi warga kehormatan masyarakat Tengger.
 
Sesepuh masyarakat Tengger, Hasan Aminuddin, mengakui keempat orang itu tak mungkin berlama-lama tinggal di Probolinggo. Namun ia menyampaikan pesan agar keempat orang itu tak melupakan masyarakat Tengger.
 
"Bila kelak sudah jadi pejabat tinggi, mohon tak melupakan Tengger dan masyarakatnya," kata Hasan yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI itu.
 
TNBTS, kata Hasan, berlokasi di empat kabupaten di Jatim. Yaitu Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang. Tapi, ujar Hasan, Probolinggo merupakan lokasi utama di sekitar TNBTS.
 
Lantaran itu, mantan Bupati Probolinggo itu meminta masyarakat Tengger mempertahankan budaya setempat. Sebab, tak ada budaya serupa dimiliki masyarakat lain.
 
"Jadilah tuan rumah yang santun dan menyejukkan. Santun ini penting kita pertahankan bersama sama. Manakala hotel tidak tertampung, tampunglah tamu di rumah-rumah masyarakat Tengger. Hotel dan rumah harus bersih. Kesan tamu itu akan bicara kepada saudaranya bahwa masyarakat Tengger cinta kebersihan. Bromo jadikan tujuan bagi tamu bukan ampiran bagi tamu," lanjut Hasan.
 
Acara Yadnya Kasada merupakan upacara ritual masyarakat Hindu di Probolinggo. Dalam acara itu, warga Tengger memberikan sesajen untuk Sang Hyang Widhi dan leluhur.
 
Arak-arakan sesajen yang menarik minat wisatawan menyaksikan tradisi tersebut. Ditambah lagi, keindahan pemandangan di sekitar Bromo Tengger dan Semeru (BTS) semakin membuat tradisi keagamaan itu kian khusyuk.
 
Tak heran, setiap tahun, ribuan pengunjung memadati area BTS. Mereka menyaksikan masyarakat setempat membawa sesajen ke puncak Gunung Bromo. Lalu sesajen itu dilempar ke kawah.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif