"Kami siagakan petugas di sana untuk memantau, siapa tahu ditemukan di sana," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Abu Hasan seperti dikutip Antara, Kamis 13 April 2017.
Untuk mencari korban hilang, pihaknya berkoordinasi dengan Basarnas, BPBD Kabupaten Sidoarjo, Polair, Marinir, serta sejumlah petugas gabungan lain. Pemantauan pintu air di Surabaya, kata dia, sekaligus memastikan korban tenggelam tidak sampai ke laut yang tentu semakin mempersulit petugas melakukan pencarian.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hingga berita ini ditulis, empat korban belum ditemukan masing-masing atas nama Kusnari warga Balongbendo Sidoarjo, pasangan suami istri Nur Cholis dan Choirunnisa juga dari Balongbendo, dan Susriasih asal Tarik, Sidoarjo.
Batalyon Intai Amfibi-1 (Yontaifib-1) Marinir juga menurunkan penyelam untuk mencari korban di sekitar lokasi kejadian karena tidak menutup kemungkinan korban terjepit sepeda motor yang turut tenggelam. Namun, kata dia, derasnya arus sungai yang lebarnya 50 meter tersebut membuat personel mengalami kesulitan.
"Petugas dan tim SAR masih akan terus mencari sampai waktu yang belum ditentukan dan semoga segera ditemukan," katanya.
Peristiwa terbaliknya perahu penyeberangan terjadi pada Kamis pukul 07.10 WIB di Kali Surabaya yang memisahkan Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, dengan Kecamatan Wringinanom, Gresik. Selain belum ditemukannya empat penumpang, peristiwa tersebut menimbulkan dua korban meninggal dunia yaitu Mis'ah, 45, asal Tarik, Sidoarjo, serta seorang warga setempat Ujang, 53, asal Wringinanom.
Enam korban selamat masing-masing atas nama Yudistira Ardi, 34, Suci Nina, 33, Prianto, 45, ketiganya asal Balongbendo, Joko, 45, asal Wringinanom, Didin, 23, dan Supriadi, 65.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)