Aktivis menggelar aksi peringatan tujuh hari tewasnya Salim Kancil di Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu 3 Oktober 2015. Antara Foto/Irfan Anshori
Aktivis menggelar aksi peringatan tujuh hari tewasnya Salim Kancil di Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu 3 Oktober 2015. Antara Foto/Irfan Anshori (Kumbang Ari)

Anak-anak Saksi Pembunuhan Salim Kancil Trauma

salim kancil
Kumbang Ari • 06 Oktober 2015 10:59
medcom.id, Lumajang: Anak-anak trauma karena melihat Tim 12 membunuh Salim Kancil. Karena itu, mereka harus didampingi agar melupakan peristiwa keji pada 26 September tersebut.
 
Anak-anak yang menyaksikan Tim 12 menganiaya Salim hingga tewas kebanyakan masih duduk di bangku pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak. Pascakejadian itu, aktivitas belajar sempat libur.
 
Selasa 6 Oktober, aktivitas belajar kembali normal. Prioritas tenaga pengajar adalah mendampingi psikologis siswa agar segera melupakan kejadian itu.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tim 12 merupakan orang suruhan Kepala Desa Awar-awar Haryono. Mereka membunuh Salim karena menentang penambangan di desa itu.
 
Tim 12 menculik Salim dari rumahnya lalu dibawa ke Balai Desa. Tangan Salim diikat ke belakang. Ia ditendang dan dipukuli.
 
Sementara tak jauh dari lokasi kejadian, anak-anak bersiap masuk kelas. Keriangan anak-anak berubah mencekam. Warga yang melihat aksi Tim 12 tak berani melerai dan memilih kabur.
 
Tim 12 menyeret Salim ke jalanan menuju pemakaman umum. Di sana Salim menghembuskan nafas terakhir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(TRK)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif