"Donasi dan bantuan itu dibagi dua untuk masing-masing keluarga korban," ujar Direktur Eksekutif Daerah Walhi Jatim, Ony Mahardika, saat dihubungi di Surabaya, Kamis (29/10/2015).
Ony menjelaskan bantuan donasi dan beasiswa itu untuk anak Salim Kancil dan anak Tosan. Dana tersebut dikumpulkan dari beberapa acara pengumpulan donasi oleh beberapa lembaga dan komunitas, di antaranya dari penggalangan beasiswa pada kitabisa.com, Bali Indie Movement, Kuta Beach Festival, Pemuda Lakarsantri Surabaya, dan Pasukan Lima Menit Community.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sebesar Rp42 juta untuk beasiswa anak Salim Kancil dan Tosan, masing-masing Rp16 juta. Sedangkan sekitar Rp35 juta itu santunan pengobatan Tosan dan belasungkawa keluarga Salim Kancil," kata dia.
Pada 26 September, Salim Kancil dan Tosan mengalami kekerasan yang dilakukan segerombolan orang. Pengeroyokan terjadi karena keduanya menentang keras penambangan pasir di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Salim meregang nyawa sedangkan Tosan cedera parah.
Tosan dan Salim Kancil dikenal sebagai aktivis penolak tambang pasir yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok Awar-awar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
