Pengamat Ekonomi di Medan, Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan tak ada alasan untuk melakukan penarikan uang massal. Dengan kata lain, rush money itu hoax.
"Biasanya investor di pasar modal reaktif dengan perkembangan isu. Tapi hingga kini, isu itu belum mempengaruhi sektor perbankan," kata Gunawan kepada Metrotvnews.com, Rabu (23/11/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Meski demikian, Gunawan menyarankan pemerintah menindak pelaku penyebar isu tersebut. Agar, masyarakat tak semakin resah dan termakan isu tidak jelas.
Menurut Gunawan, rush money dapat mengakibatkan likuiditas perbankan. Uang yang memutar roda perekonomian. Bila uang itu ditarik, bank kesulitan.
"Itu yang membuat krisis ekonomi. Jadi, aparat harus menangkap penyebar isu agar tak berdampak buruk pada masyarakat dan ekonomi. Masyarakat juga harus mendapat sosialisasi mengenai isu itu," pesan Gunawan.
Sementara itu, Bareskrim Mabes Polri tengah menelisik pelaku yang mengajak rush money pada 25 November. Isu tersebut mencuat terkait gerakan pada 25 November dan 2 Desember.
Baca: Polri Selisik Provokator Ajakan Rush Money
"Memang ada pihak-pihak yang ingin mengacaukan sistem perbankan di Indonesia. Aksi provokasi," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)