Demikian dikatakan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), di hadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara (USU), di Medan, Kamis 25 Agustus 2016.
Menurutnya, negara dengan daya saing yang rendah tidak hanya akan mengalami defisit neraca perdagangan baik barang maupun jasa, namun struktur perekonomiannya juga terancam mengalami kehancuran.
Padahal, kata Cak Imin, saat ini era persaingan bebas sudah berjalan melalui berbagai kesepakatan dunia melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan perjanjian-perjanjian internasional lainnya.
Menurutnya, era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah ada di depan mata. MEA merupakan kesepakatan antar negara-negara anggota ASEAN di bidang ekonomi yang diberlakukan sejak 31 Desember 2015. Persaingan bebas di bidang ekonomi bahkan sudah dimulai jauh sebelum MEA diberlakukan.
“Pasar bebas ini merupakan konsekuensi dari arus globalisasi yang telah dan tengah berlangsung,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com.
Turut hadir dalam acara tersebut, Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding, Staf Khusus Menristekdikti Lukman Hakim, dan Rektor USU Runtung Sitepu.
Cak Imin mengatakan Indonesia dengan total populasi penduduk terbesar keempat di dunia sudah semestinya menjadi negara yang diperhitungkan dalam dinamika global, bahkan dapat menjadi salah satu poros ekonomi dunia.
Namun, menurutnya, kesiapan daya saing Indonesia masih perlu ditingkatkan agar siap memegang peran tersebut. Ia mengutip data World Economy Forum (WEF) 2015-2016 yang menyatakan daya saing Indonesia berada di peringkat 37 dari 140 Negara yang disurvei.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Capaian itu menurutnya cukup baik mengingat posisi Indonesia masih berada di atas beberapa negara berkembang lain seperti Brazil, Turki, dan Afrika Selatan bahkan beberapa negara Eropa seperti Italia, Portugal dan Rusia.
"Akan tetapi, di lingkup regional ASEAN, Indonesia belum bisa menjadi raja karena masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Pada konteks MEA, percepatan peningkatan daya saing penting sebagai fokus kerja bersama pemerintah dan masyarakat,” kata mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.
Cak Imin yakin Indonesia mampu menjadi pemenang dengan modal sumber daya manusia dan kekayaan alam yang melimpah. Ia menyebutkan ada lima strategi dalam memenangi persaingan global.
Kelima strategi itu, kata dia, adalah membangun industri hilir di bidang pangan maupun SDA, meningkatkan kreativitas generasi muda, mengendalikan sumber-sumber pangan dan air.
Selanjutnya, kata dia, membangun pertanian dan perikanan dari hulu hingga hilir sebagai basis kekuatan negara, serta menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam setiap sendi kehidupan untuk menangkal pengaruh negatif globalisasi.
“Pancasila adalah benteng negara dalam menghadapi gempuran negatif globalisasi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)