"Hari Valentine merupakan budaya yang tidak sesuai dengan Aceh dan Syariat Islam," kata Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dalam siaran persnya seperti dikutip Antara, Selasa, 13 Februari 2018.
Pernyataan itu disampaikan Irwandi menanggapi adanya pemberitaan yang seakan-akan dirinya membolehkan perayaan Valentine di Aceh saat dirinya diwawancarai wartawan di depan istana Wakil Presiden di Jakarta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Irwandi saat itu dia sedang menjawab beberapa pertanyaan termasuk soal investasi, agenda bertemu Wapres, pelarangan waria dan larangan perayaan tahun baru.
"Saya berpikir pertanyaan tersebut bukan soal Valentine, karena ramainya wartawan, pertanyaan kurang jelas terdengar," jelasnya.
Ia mengatakan kalau ia mengetahui pertanyaan saat itu tentang hari Valentine pasti jawabannya akan dengan tegas melarang perayaan tersebut, sedangkan penjelasan dalam wawancara tersebut Gubernur Aceh Larang Perayaan Valentine.
Ia menambahkan, jika dia mengetahui pertanyaan saat itu tentang Valentine pasti jawabannya akan dengan tegas melarang perayaan tersebut, sedangkan penjelasan dalam wawancara tersebut dirinya berbicara secara normatif saja.
Juru bicara Pemerintah Aceh Wiratmadinata menambahkan, dari hasil koordinasi dengan sejumlah pejabat yang ikut mendampingi Gubernur Aceh, Wira mengatakan Gubernur tidak menjawab secara spesifik terhadap pertanyaan tersebut karena banyak wartawan yang bertanya saat itu.
"Gubernur tidak menyebutkan demikian, logika seorang Gubernur Aceh yang merupakan provinsi menerapkan syariat Islam tidak masuk diakal akan memberikan hari Valentine," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)