Pedagang pakkat yang ada di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sumatera Utara, Senin, 21 Mei 2018. Medcom.id/Farida Noris
Pedagang pakkat yang ada di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sumatera Utara, Senin, 21 Mei 2018. Medcom.id/Farida Noris (Farida Noris)

Pakkat, Wajib Ada Selama Ramadan Walau Pahit

makanan khas ramadan Ramadan 2018
Farida Noris • 21 Mei 2018 14:08
Medan: Pakkat, panganan dari pucuk rotan muda yang dibakar, menjadi lalapan wajib warga muslim di Medan, Sumatera Utara, selama bulan puasa. Tak heran, permintaan terhadap makanan tradisional khas Mandailing ini meroket.
 
Pedagang Pakkat banyak  sepanjang kawasan Jalan Sisingamangaraja dan di Jalan Letda Sujono. Belasan pedagang memanfaatkan trotoar dan badan jalan untuk berjualan pakkat.
 
"Pakkat ini sudah jadi tradisi selama Ramadan ya. Jadi kalau puasa masyarakat selalu mencari pakkat," ujar Edi, pedagang pakkat, yang ada di Jalan Sisingamangaraja, Senin, 21 Mei 2018.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pakkat memiliki rasa sedikit kelat dan pahit di lidah. Akan tetapi, rasa ini yang membuat banyak orang ketagihan.
 
Agar bisa dimakan, pucuk rotan muda sepanjang sekitar satu meter terlebih dahulu dipanggang di atas bara api. Rotan dibiarkan matang hingga luarnya menghitam dan isinya melembut.
 
"Kemudian, isinya yang berwarna putih dikeluarkan dan sudah bisa langsung dilahap bersama irisan bawang, cabai, dan kecap," ucap Edi.
 
Rasa pakkat tak jauh berbeda seperti lalapan lainnya nan segar di tenggorokan. Pakkat dijamin membuat selera makan bertambah.
 
Pakkat dipercaya berkhasiat menghilangkan masuk angin, menyembuhkan penyakit maag, serta menambah nafsu makan. Ini pula yang menyebabkan lalapan ini diburu selama Ramadan.
 
"Pelanggan saya bukan hanya orang Batak dan Mandailing, tetapi orang Jawa dan Melayu. Jadi semua suku suka makan Pakkat," papar Edi yang sudah 12 tahun menjual pakkat di Medan.
 
Pucuk rotan muda ini langsung didatangkan dari Padang Bolak, Tapanuli Selatan (Tapsel)
 
Lantaran permintaan tinggi, Edi mengaku sudah menyiapkan hingga 2.000 batang pakkat untuk awal Ramadan. Ia menjual pakkat Rp2.000 per batang.
 
Dengan meningkatnya permintaan, Edi terpaksa menambah dua orang pekerja untuk membakar pakkat dan melayani permintaan masyarakat.
 
"Selain jual pakkat, saya juga jual ikan sungai yang langsung dibawa dari Tapsel. Jadi tidak perlu ke Tapsel, warga Medan bisa dengan mudah mencicipinya. Lalu ada juga lemang yang hanya Rp25.000 per batang," pungkasnya.
 
Edi menjajakan pakkat mulai pukul 09.00 WIB hingga menjelang berbuka. Meski di setiap sudut Kota Medan banyak pedagang musiman yang menjajakan pakkat, Edi mengaku tidak khawatir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SUR)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif