Kamis, 1 Maret, 2018, Djarot tiba di rumah dengan dinding cat putih itu. Sang istri, Heppy Farida, mendampingi Djarot memasuki halaman. Beberapa orang menyambut kedatangan Djarot.
"Rumahnya nyaman, strategis. Jadi saya bisa berkoordinasi untuk memenangkan pemilihan," kata Djarot saat dijumpai di teras rumahnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pantauan Medcom.id, nasi tumpeng disiapkan untuk menyambut Djarot. Suasana rumah ramai dengan warga dan simpatisan pemenangan Djarot-Sihar Sitorus.
Djarot mengatakan tindakan yang sama pun dilakukannya semasa dirinya menjabat Wali Kota Blitar, Jawa Timur. Sebelum menjabat, ia tak memiliki rumah di Blitar. Ia hanya mengontrak rumah.
"Setelah terpilih menjadi Wali Kota Blitar, saya menempati rumah dinas. Hingga dua periode, saya baru membangun rumah," ujar Djarot.

(Djarot dan istri tiba di rumah baru yang mereka kontrak di Medan, Kamis 1 Maret 2018, Medcom.id - Farida Noris)
Selama dalam proses pencalonan di Sumut, Djarot enggan tinggal di hotel. Itu yang menjadi alasan dirinya mengontrak rumah di Medan. Namun, ujarnya, kediamannya itu bukan posko pemenangan.
"Saya akan menempati rumah ini bersama keluarga. Dengan demikian, saya bisa berbaur dengan masyarakat Sumut," lanjut Djarot.
Menurut seorang warga, rumah itu sebelumnya ditempati orang Malaysia. Tapi, orang tersebut pindah empat bulan lalu.
"Sebab harga kontrakan rumah itu naik dari Rp200 menjadi Rp250 Juta per tahun," kata warga yang enggan menyebutkan namanya tersebut.
Djarot merupakan Calon Gubernur Sumut nomor urut 2. Ia berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Sihar Sitorus. Pasangan itu mendapat dukungan dari PDI Perjuangan dan PPP.
Sebelum menjadi peserta Pilgub Sumut 2018, Djarot menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima bulan. Ia menggantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebagai Gubernur DKI, yang divonis atas kasus penodaan agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)