Calon gubernur nomor urut 1 Edy Rahmayadi mendapat giliran pertama untuk menyampaikan pernyataan penutup. Ia menyesuaikan pernyataan akhir itu dengan tema yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut yaitu Hak Asasi Manusia dan Penegakan Hukum.
"Hukum dan hak asasi manusia adalah keadilan. Tak boleh tajam ke bawah, tumpul ke atas. Bila gampang mendapatkan KTP, hendaknya rakyat jelata pun mudah mendapatkan KTP," ujar Edy dalam debat yang berlangsung di Hotel Santika, Kota Medan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pemimpin, lanjut Edy, harus melindungi seluruh etnis dan agama. Tapi bila agama dihina, pemimpin tak boleh diam. Pemimpin juga tak boleh melakukan kriminalisasi, hasut, dan fitnah untuk meraih kekuasaan.
Musa Rajekhshah (Ijek), pasangan Edy, pun menyampaikan pernyataannya. Ia berjanji akan mengabdi untuk Sumatera Utara yang merupakan tanah kelahirannya.
"Lantaran itu, Kota Brastagi akan kami perindah. Kota Tapanuli Raya akan kami tingkatkan pariwisatanya. Walau banyak caci dan fitnah, saya dan Pak Edy sudah memaafkannya," ujar Musa.
Dari pasangan nomor urut 2, calon wakil gubernur Sihar Sitorus menyampaikan lebih dulu pernyataan penutupnya. Ia memulainya dengan menyampaikan bait terakhir dari sajak Berdiri Aku karya Amir Hamzah, penyair asal Langkat, Sumut.
Dalam rupa maha sempurna
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju
"Djarot dan Sihar siap menerima kepercayaan warga Sumatera Utara," ujar Sihar.
Sementara calon gubernur Djarot Saiful Hidayat melanjutkan pernyataan penutup itu dengan menyampaikan belasungkawa atas peristiwa di Danau Toba. Kemarin, atau Senin 18 Juni 2018, sebuah kapal kayu tenggelam di perairan tersebut. Informasi terakhir menyebutkan 94 penumpang kapal hilang.
"Kami berbelasungkawa pada saudara di Danau Toba. Yakinlah kami akan selalu berada di sisi para korban," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)