Para imigran, kata dia, lupa bahwa statusnya hanya menumpang sebelum United Nation High Commisioner for Refugees (UNHCR) menemukan negara yang mau menerima mereka.
"Mereka saat ini bahkan sudah sampai mengakses bidang-bidang yang seharusnya tidak boleh mereka ambil. Misalnya mereka sudah mulai bekerja sebagai buruh, mereka membuka usaha dan lainnya," katanya, Kamis (19/5/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tak cuma itu, mereka juga mulai berani melanggar aturan pemerintah. Salah satunya mengendarai kendaraan bermotor padahal sudah dipastikan mereka tak punya SIM.
Dalam beberapa penelusuran para imigran ini juga kerap ditemukan masuk ke tempat hiburan malam yang ada di Kota Medan.
"Itu kan tempat-tempat yang tidak boleh mereka akses. Mereka itu imigran yang datang karena belas kasihan, ada konflik kemanusiaan di negaranya. Di Medan kok malah masuk tempat hiburan, ini kan enggak benar," papar Rufino.
Dengan kondisi tersebut, ia mendesak Pemerintah Kota Medan bersikap tegas melalui peraturan daerah.
"Kalau mereka dibiarkan bebas berkeliaran, maka akan banyak masalah yang akan timbul, seperti perkawinan tanpa status yang jelas dengan wanita Indonesia yang akan mereka upayakan sebagai pintu masuk menjadi warga negara kita," pungkas Rufino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)