Bentrokan terjadi saat TNI Angkatan Udara hendak memasang patok di sebuah lahan di Sari Rejo, Medan Polonia. Warga setempat menolak. Kedua kubu bentrok.
Selain tindak kekerasan, beberapa warga terkena tembakan. Namun Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Landasan Udara Soewondo Mayor Jhoni Tarigan membantah aparat membawa senjata dalam kejadian tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: TNI AU Bantah Tembak Warga dari Jarak 3 Meter
"Anak saya masih berusia enam tahun trauma saat melihat kejadian itu. Kami minta tolong, Pak. Anak-anak kami sampai takut keluar rumah," kata Deni saat menyampaikan keluhannya pada tim dari Polisi Militer TNI AU yang menginvestigasi kejadian tersebut, Sabtu (20/8/2016).
Deni menilai tindakan itu brutal. Ia berharap aparat menegakkan keadilan.
Malah, kata Deni, seorang prajurit mengarahkan moncong laras panjang padanya. Saat itu, Deni hendak menolong adiknya, Imam, yang diseret aparat. Deni mengaku ia diancam ditembak bila membantu Imam.
"Adik saya hanya mau mendamaikan. Saya sampai bersujud dan memohon agar mereka (aparat) tidak memukuli adik saya," lanjut Deni.
Perempuan berambut panjang itu melihat 10 orang memukuli adiknya. Namun Deni tak bisa berbuat banyak.
Tak hanya Deni, Nurleliani, warga lain, mengaku anaknya trauma. Sebab anaknya melihat aparat menenteng senjata dan mengejar warga dengan mengacung-acungkan pentungan.
"Anak-anak sampai menangis dan memeluk saya karena ketakutan," beber Nurleliani.
Hendro Gunawan pedagang jamu yang berusaha mendamaikan kericuhan juga menjadi sasaran. Puluhan aparat yang membawa senjata dan pentungan mengejarnya dan memukulinya sehingga lelaki bertubuh tambun itu harus mendapat 25 jahitan di bagian kepala dan mata lebam.
"Saya tidak ikut demo. Saat kejadian, saya lagi di rumah mau bersiap-siap jualan. Karena saya dengar ada kericuhan, saya keluar berusaha mendamaikan. Tapi saya malah dikejar-kejar dan diinjak-injak. Ada sekitar 20 orang yang memukuli saya," pungkasnya.
Komandan Polisi Militer Koops TNI AU 1 Kol Bambang Suseno meminta bawahannya mencatat laporan warga. Ia memerintahkan anak buahnya menindaklanjuti laporan tersebut.
Tindakan kekerasan bermula saat ratusan warga Sari Rejo berunjuk rasa menolak rencana membangun rusunawa di lahan sengketa. Warga mengaku memiliki dokumen kepemilikan lahan di Sari Rejo itu.
Sementara prajurit TNI bermaksud memasang patok di lahan tersebut. TNI AU mengklaim tanah dan bermaksud membangun rusunawa.
Baca: Warga Protes Prajurit TNI Patok Lahan di Medan
Aksi penolakan berujung bentrok antara warga dengan TNI AU. Sejumlah orang ditembak, dipukuli, dan diinjak. Wartawan yang meliput aksi itu juga menjadi bulan-bulanan oknum TNI AU.
Baca: Jumlah Korban Penembakan di Medan Polonia 5 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)