Tentara menyisir wilayah Gunung Sinabung. ANTARA FOTO Irsan Mulyadi.
Tentara menyisir wilayah Gunung Sinabung. ANTARA FOTO Irsan Mulyadi. (Farida Noris)

Korban Terakhir Awan Panas Sinabung Meninggal

erupsi sinabung
Farida Noris • 31 Mei 2016 00:23
medcom.id, Medan: Cahaya Beru Tarigan, 55, korban awan panas erupsi gunung Sinabung yang mendapat perawatan di RSUP H. Adam Malik Medan, menghembuskan nafas terakhir. Dia sebelumnya mengalami gagal nafas dan infeksi luka bakar di tubuhnya.
 
"Pasien meninggal pada pukul 18.05 WIB. Pasien mendapat perawatan di ICU selama sembilan hari. Pasien mengalami infeksi akibat luka bakar di tubuhnya," kata Sairi Saragih, kasubag Humas RSUP H. Adam Malik Medan, Senin (30/5/2016) malam.
 
Pada Minggu 29 Mei 2016, sekira pukul 04.50 WIB, korban awan panas lainnya, Cahaya Meliala, 75, juga meninggal dunia akibat infeksi luka bakar. Cahaya mendapat perawatan selama delapan hari di RSUP H. Adam Malik Medan pascaterkena guguran awan panas Sinabung.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sairi menjelaskan, kondisi kesehatan Cahaya Beru Tarigan memang semakin menurun sejak Jumat 27 Mei 2016 lalu sampai Senin siang. Korban mengalami luka bakar sekitar 60 persen di tubuhnya. Petugas medis terpaksa mengamputasi kaki korban karena luka bakar yang dialaminya cukup parah sehingga infeksi.
 
"Selama ini tim medis selalu memantau perkembangannya. Pada pasien juga, dilakukan pemasangan ventilator.? Tetapi kondisi kesehatannya terus menurun. Untuk biaya selama perawatan terhadap korban, tidak ada dikutip rumah sakit kepada pihak keluarga," ungkap dia.??
 
Cahaya Meliala dan Cahaya Beru Tarigan dirujuk dari RS Efarina Kabupaten Tanah Karo ke RSUP H. Adam Malik Medan pada 22 Mei 2016. Keduanya, merupakan korban terakhir erupsi Sinabung yang mendapat perawatan di rumah sakit tersebut. Dengan begitu, korban tewas akibat guguran awan panas Sinabung tercatat menjadi 9 orang.
 
Sementara, erupsi Sinabung disertai guguran awan panas terjadi pada Sabtu 21 Mei 2016 sekira pukul 16.48 WIB. Saat kejadian, 9 korban bersama beberapa warga lainnya tengah mengelola ladang mereka di Desa Gamber Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.
 
Korban nekat mengelola kembali ladang mereka di desa itu karena bantuan dari pemerintah telah lama tak mereka terima. Padahal, Desa Gamber telah dikosongkan karena berada pada radius 4 km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(OGI)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif