"Krisis air sudah terjadi sejak bulan Januari lalu. Musim kemarau panjang, sumur kami kering dan tidak bisa menghasilkan air," kata Masrah, warga Kampung Belangkahan, Rabu (27/4/2016).
Krisis air bersih membuat warga kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari seperti memasak dan mandi. Bahkan untuk mendapatkan air bersih, kata Masrah, warga terpaksa menunggu bantuan air dari PT Tukindo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Serba sulit. Pasokan air datang dari perusahaan sawit yang ada di kampung kami, itu pun hanya sekali dalam satu hari. Air nya juga harus dijatah, supaya warga lainnya mendapat air. Kalau habis, terpaksa kami harus menunggu besoknya lagi," jelasnya.
Hal yang sama diutarakan Hamdani. Dia menyesalkan bantuan air bersih dari Pemkab Langkat belum pernah diterima warga.
"Belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Langkat. Padahal warga sangat berharap dengan bantuan air bersih tersebut. Kita juga heran, apakah mereka tahu atau tidak warga sangat membutuhkan air bersih," ungkapnya.
Sementara, Camat Kuala, Romarlan Harahap membantah kalau warganya mengalami krisis air bersih.
"Bukan krisis air bersih, cuma karena kemarau panjang, warga tak dapat mengambil air sumur karena kekeringan," bebernya singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)