Minggu 16 Juli 2017, petugas memindahkan penghuni Rutan Sialang Bungkuk. Petugas membawa mereka ke rutan di Kabupaten Bangkinang dan Tembilahan.
Baca: Pemindahan Napi di Lapas Sialang Bungkuk Berujung Ricuh
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kepala Rutan Klas II B Sialang Bungkuk, Azhar, mengaku mendapat laporan soal pemerasan di dalam sel. Korbannya yaitu warga yang baru menghuni sel.
"Tahanan-tahanan yang baru masuk dimintai uang, disuruh bawa handphone. Kalau tidak setor uang, tahanan-tahanan baru diancam dipukul. Kasus ini umumnya dilakukan tahanan yang sudah lama berada di rutan," kata Azhar ditemui di Rutan Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, Selasa 18 Juli 2017.
Azhar tak merinci soal pemerasan. Tapi yang pasti, lanjutnya, keamanan menjadi alasan utama pemindahan. Ia menegaskan tindakan itu sesuai dengan perintah pimpinan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Menurut Azhar, pada Sabtu malam 15 Juli 2017, kericuhan terjadi di dalam rutan. Beberapa tahanan diduga memprovokasi kericuhan.
Untuk menghindari gejolak buntut dari kerusuhan, petugas pun memindahkan 50 tahanan ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II Bangkinang. Sedangkan delapan lainnya dibawa ke Lapas Klas II B Tembilahan.
"Ini yang terbaik agar kericuhan di rutan tidak terulang," ujarnya.
Sementara itu, pantauan Metrotvnews.com, situasi di Rutan Kelas II B Pekanbaru berangsur kondusif. Namun, beberapa personel kepolisian masih berjaga-jaga. Dua prajurit TNI AD juga berjaga di pintu masuk rutan.
Puluhan warga tetap mengantre antre di depan rutan untuk menemui kerabat mereka yang ditahan di rutan tersebut. "Saya datang ingin membesuk adik saya yang berada di dalam (rutan)," kata Dian Mega, warga Sidomulyo, Kota Pekanbaru, kepada Metrotvnews.com.
Dian mengaku, saat terjadi kericuhan pada Sabtu malam lalu, adiknya berada di dalam tahanan. "Dia tidak terlibat kericuhan. Tapi matanya agak merah terkena asap saat kericuhan terjadi di dalam rutan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)