Keempat bayi kembar itu lahir secara cesar di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Stella Maris, Samanhudi, Medan, Selasa Maret 2017. Proses persalinan itu melibatkan lima orang dokter antara lain dokter kandungan dan kebidanan, dokter anestesi, serta tiga orang dokter perinatologi.
Karena lahir prematur, keempat bayi itu harus dirawat di ruang inkubator. Begitupun kondisinya dalam keadaan sehat dan masih mendapat perawatan di ruang khusus. Sementara sang istri juga mendapat perawatan intensif di rumah sakit itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Istri saya melahirkan pada minggu ke-33 dengan cara sesar. Keempat bayi saya itu prematur. Makanya harus mendapat perawatan di ruang khusus," ucap Bripka Zainedi anggota Profesi dan Pengamanan (Propam) di Polres Binjai.
Zainedi mengungkapkan secara berturut-turut bayi pertama lahir sekitar pukul 06.41 WIB dengan berat badan 1.625 gram panjang 42 sentimeter. Bayi kedua lahir pukul 06.42 WIB dengan berat badan 1.535 gram dengan 40 sentimeter. Keduanya perempuan.
Kemudian bayi ketiga lahir sekitar pukul 06.44 WIB dengan berat 1.650 dan panjang 42 sentimeter. Terakhir bayi keempat lahir pada pukul 06.45 WIB dengan berat 1.765 gram dan panjang 42 sentimeter. Bayi ketiga dan keempat merupakan laki-laki.
Zainedi mengaku sangat bahagia atas kelahiran keempat bayinya. Bahkan nama yang indah sudah disiapkan buat bayinya. Bayi pertama diberi nama Raline Sakinah, bayi kedua Innayah Sakinah, bayi ketiga diberi nama Imam Alrasyid dan bayi keempat diberi nama Muhammad Azka.
"Alhamdulillah bayinya sehat. Nama itu sudah saya persiapkan. Sebuah nama merupakan doa dari orang tua. Malah nama Imam Alrasyid itu sudah lama saya persiapkan. Tentu saya bahagia. Enam tahun saya kosong (belum punya anak). Akhirnya Allah memberi kami empat sekaligus bayi kembar," ungkap pasangan yang tinggal di Sunggal itu.
Kehadiran si buah hati sudah lama ditunggu. Mereka bahkan sudah mencoba program kehamilan inseminasi pada 2013. Sang istri lantas melahirkan bayi perempuan pada 6 Agustus 2013. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain, bayi mungil itu meninggal akibat menderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Bayi kami meninggal pada usia 2,4 tahun. Saya pasrah kepada Allah. Lalu kami mencoba program kehamilan inseminasi lagi. Berapapun yang diberi Tuhan saya sanggup. Karena itu titipan Tuhan. Dan ternyata bayi yang lahir kembar empat," terangnya.
Zainedi bercerita, kelahiran bayi kembar itu tak disangka-sangka. Pada minggu ketiga sebelum melahirkan, sang istri sempat bermimpi mendapat empat burung kecil. Mimpi itu ternyata menjadi pertanda bahwa mereka akan dikaruniai empat bayi kembar.
"Istri saya hamil seperti biasa. Ternyata perutnya semakin besar. Berbeda dengan kehamilan istri saya pertama kali. Lalu pada minggu ketiga, istri saya mimpi dapat empat burung kecil-kecil. Lalu burung itu dimasukkan ke kandang. Nah keesokannya saat periksa USG (Ultrasonography), ternyata bayinya kembar empat," urainya.
Lantas apakah nantinya ada rencana untuk memiliki anak lagi? Zainedi tersenyum. Menurutnya anak adalah titipan Tuhan. Jika Allah mengijinkan, maka mereka tak akan menunda-nunda untuk memiliki bayi lagi.
"Itu titipan dari Allah, tak mungkin saya sia-siakan. Kalau niat punya anak lagi ada, tapi itukan pemberian dari Allah. Kalau memang Allah mengizinkan, tidak boleh disia-siakan," urai Zainedi sembari menambahkan biaya untuk mengikuti program inseminasi ini minimal Rp8 Juta.
Sementara itu dokter kandungan dan kebidanan DR dr Binarwan Halim mengatakan setelah proses kelahiran, kondisi ibu dan keempat bayinya dalam keadaan sehat. Sang ibu masih dirawat di ruang pemulihan, sedangkan keempat bayi dirawat di ruang khusus.
"Keempat bayi ini lahir saat usia kehamilan ibunya 33 minggu. Di sini kita memberi catatan bayi lahir prematur. Walaupun prematur, kalau perawatannya baik, seharusnya tumbuh dengan baik," jelas Binarwan.
Sementara itu, dr Rasyidah SpA menambahkan kondisi keempat bayi stabil. Akan tetapi bayi ketiga masih perlu perawatan untuk bantuan pernapasan.
"Besok sudah bisa dilepas alat bantu pernapasannya. Karena lahirnya prematur, maka harus dirawat hingga dua minggu. Nah jika berat badannya sudah mencapai 1.800 gram, maka bayi bisa dibawa pulang," ucap Binarwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)