Ilustrasi: awan panas Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (Ant/Rony Muharrman)
Ilustrasi: awan panas Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (Ant/Rony Muharrman) (Farida Noris)

Warga Rusak Portal untuk Masuk Zona Merah Sinabung

erupsi gunung sinabung
Farida Noris • 23 Mei 2016 14:45
medcom.id, Medan: Warga masih nekat memasuki zona bahaya di radius 7 km dari puncak Gunung Sinabung. Tak hanya masuk melalui jalur tikus, warga juga merusak portal yang telah dibangun. Padahal aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi.
 
"Portal yang telah dipasang di pintu masuk menuju zona bahaya juga dirusak. Kita pakaikan gembok, gemboknya dirusak, bahkan besinya dibengkokkan. Sudah berulangkali kita perbaiki portal ini. Tapi ada saja yang merusaknya supaya bisa masuk ke dalam," kata Kabid Darurat BPBD Kabupaten Karo Nata Nail, Senin (23/5/2016).
 
Nata Nail mengatakan pengamanan menuju zona bahaya Gunung Sinabung juga terus ditingkatkan bekerja sama dengan TNI, Polri dan instansi terkait. Akan tetapi tetap saja warga masuk ke lokasi melalui jalur-jalur tikus.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Tentunya mereka lebih menguasai jalur-jalur tikus menuju zona bahaya itu. Padahal pengamanan terus ditingkatkan, kita juga sosialisasi, memasang spanduk larangan dan meminta warga jangan lagi kembali ke desanya karena termasuk jangkauan awan panas. Tetap saja mereka masuk ke dalam itu," urainya.
 
Kebanyakan warga yang masuk ke zona bahaya, kata Nata Nail, untuk berladang dan mengambil barang-barang mereka. Padahal, sebagian besar warga mengungsi sejak lama dan direlokasi mandiri agar tidak melakukan aktivitas di zona merah.
 
"Seperti kejadian yang kemarin itu, mereka masuk ke Desa Gamber untuk berladang. Karena hujan, para korban ini berteduh ke rumahnya di desa itu. Padahal mereka telah diberikan bantuan sewa lahan pertanian dan sewa rumah oleh pemerintah," jelasnya.
 
Warga Rusak Portal untuk Masuk Zona Merah Sinabung
Prajurit TNI menyisir kawasan yang terkena dampak awan panas erupsi Gunung Sinabung di Desa Gamber, Karo, Sumatra Utara, Minggu (22/5). Ant/Irsan Mulyadi.
 
Meski begitu, lanjutnya, pengamanan akan terus ditingkatkan agar tidak ada lagi warga yang masuk zona merah. Selain itu, BPBD mengusulkan agar masyarakat membuat surat pernyataan supaya tidak masuk ke zona bahaya lagi.
 
"Wacananya seperti itu, makanya nanti dibahas lagi bagaimana mekanismenya supaya warga tidak masuk ke dalam sana," urainya.
 
Gunung Sinabung memuntahkan awan panas pada Sabtu (21/5/2016) sekira pukul 16.48 WIB. Luncuran awan panas guguran hingga 4,5 km mencapai Sungai Lao Borus ke arah Barat. Desa Gamber yang berada pada radius 4 km di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung turut disapu awan panas.
 
Akibat peristiwa itu, sembilan orang menjadi korban. Tujuh di antaranya meninggal, dua liannya mendapat perawatan intensif di RS Efarina Etaham Kabanjahe. Korban mengalami luka bakar rata-rata di atas 60 persen.
 
Desa Gamber termasuk salah satu desa yang dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah. Berdasarkan rekomendasi PVMBG, Desa Gamber tidak boleh ada aktivitas masyarakat karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, bom, lapilli, abu pekat dan material lain dari erupsi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif