Pengurus Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumut (P3TSU) Cabang Pasar Aksara Medan, Erwin, mengatakan, ratusan pedagang korban kebakaran bukan untuk mendemo kedatangan Jokowi. Namun, para pedagang hanya ingin menyampaikan keluhan terhadap permasalahan yang mereka hadapi.
"Kami bukan mau bikin rusuh. Kami bukan ingin buat anarkis. Kami hanya ingin menyampaikan keluhan kepada Presiden kami. Kebetulan kami mendapat informasi, bahwa Pak Jokowi akan lewat kawasan ini. Jadi, polisi jangan menghalangi," kata Erwin, Kamis (21/7/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Erwin yang kios dagingnya terbakar di Pasar Aksara ini, berharap Presiden Jokowi peduli dengan nasib para pedagang. Apalagi kebakaran di Gedung Pasar Aksara telah membuat ribuan orang menjadi pengangguran.
"Sampai sekarang kami tidak jualan. Mau jual apa? Modal kami sudah habis terbakar. Memang kami sudah bangun posko di sini. Harapan kami dengan adanya kasus ini, Pak Presiden mau melihat kami. Kalau langkahnya mau berhenti, alhamdullilah, kami sampaikan aspirasi. Kami minta direlokasi," jelasnya.

Pedagang menyelamatkan barang saat Pasar Aksara, Medan terbakar, Selasa (12/7/2016). (Metrotvnews.com/Farida Noris)
Khadijah pedagang Pasar Aksara Medan mengaku para pedagang menolak direlokasi ke Jalan Willem Iskandar karena lokasi yang jauh. Tak hanya itu, menurut pedagang, Pemko Medan juga mewajibkan mereka membayar Rp15 juta per orang untuk biaya kios.
"Kami ini korban, harusnya kami dapat bantuan. Bukan kami yang disusahkan. Pasar itu bukan kami yang bakar. Saat ini ada 730 pedagang yang menganggur. Itu hanya pedagang Pasar Aksara, belum lagi para pekerja lainnya. Modal kami juga sudah habis," ucapnya.
Gedung Pasar Aksara, Medan, terbakar Selasa 12 Juli sekitar pukul 12.00 WIB. Awalnya api membakar lantai 2 dan lantai 3. Namun, api tetap membara selama lebih dari 20 jam.
Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memerintahkan pemda setempat membangun kembali pasar yang terbakar. Perintah itu disampaikan JK saat transit di Bandara Kuala Namu Internasional (KNIA), dalam perjalanannya menuju Ulan Bator, Mongolia, untuk lawatan kerja, pekan lalu.

Kapolsek Percut Sei Tuan mengimbau pedagang untuk tidak menganggu kedatangan presiden. (Metrotvnews.com/Farida Noris)
Sementara itu, Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol L Zendrato mengatakan kepolisian sudah ditugaskan untuk mengamankan kedatangan Presiden Jokowi dan Kapolri. Aksi yang dilakukan para pedagang akan mengganggu pemikiran Presiden Jokowi.
"Pakai spanduk sudah termasuk unjuk rasa. Presiden datang ke Medan untuk sosialisasi tax amnesty. Tentu aksi pedagang ini akan mengganggu. Masalah ini cukup diselesaikan wali kota dan DPRD. Tidak perlu Presiden. Makanya kami imbau pedagang agar tidak mengganggu," bebernya.
Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan datang ke Medan, Sumatera Utara pada Kamis (21/7/2016) dalam rangka kunjungan kerja sosialisasi pengampunan pajak. Berdasarkan jadwal, Jokowi akan tiba di Bandara Kualanamu sekira pukul 14.00 WIB. Guna mengamankan kedatangan Jokowi, sebanyak 2.000 personel TNI/Polri disiagakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)