Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Genman S. Hasibuan mengatakan sejak dua tahun terakhir pihaknya menemukan banyak gajah yang mati karena diracun. Gajah yang mati lebih dominan anak gajah dan gajah betina. Pihaknya mencatat 10 ekor gajah mati di tahun 2014 dan sembilan ekor di tahun 2015.
"Di tahun 2016 ada satu ekor gajah yang mati, dan kita harap tidak ada lagi ke depan," kata Genman, Jumat (17/2/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dari hasil analisis tim di lapangan, Genman mengatakan sangat sedikit kasus pencurian gading gajah di Aceh. Kematian gajah lebih karena faktor diracun karena memasuki perkampungan warga. Bahkan di tahun 2014, dia mengatakan ada seekor gajah yang mati karena perangkap yang sengaja dipasang. Namun, pihaknya juga menemukan satu gajah yang mati dan kehilangan gading di Desa Woyla, Aceh Barat, pada 2015.
"Ada satu yang kita duga diracun karena diambil gadingnya. Sampai sekarang belum ditemukan gadingnya," kata Genman.
Hingga saat ini jumlah gajah berkisar 500-535 ekor yang tersebar di seluruh hutan di Aceh. Untuk menghindari terjadinya konflik satwa dengan manusia, Genman mengaku sudah mendirikan lima unit conservation respone unit (CRU) di Pidie, Aceh Utara, Aceh Selatan, Aceh Barat, dan Aceh Timur. Kelima CRU ini dioperasikan untuk bisa menangani dan mencegah terjadinya konflik antara gajah dan masyarakat setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)