Berdasarkan pantauan, para sopir menghentikan salah satu mobil serbaguna (MPV) jenis Avanza. Para sopir langsung merusak mobil tersebut. Pengemudi dan penumpang pun tak luput dari sasaran pemukulan.

Polisi berusaha menenangkan massa sweeping.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tak berhenti di situ, beberapa mobil pun diadang untuk mengecek apakah tergolong taksi online atau tidak. Hingga, pihak kepolisian mengeluarkan tembakan peringatan untuk mencegah aksi semakin liar.
Salah satu peserta aksi, Riko, 35, mengatakan, para sopir kesal dengan keberadaan taksi daring. Pendapatan mereka berkurang drastis.
Dia mengaku biasanya mendapat Rp400-500 ribu sehari. "Sejak adanya taksi online ini kadang dapat Rp300 ribu itu pun belum termasuk setoran kepada pemilik mobil sebesar Rp200 ribu. Jadi kadang kami tidak dapat apapun," tutur sopir trayek Skip ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)