Amatan Metrotvnews.com, sebanyak 10 unit mobil truk yang berisi batu gunung telah dikerahkan ke tempat tersebut. Bebatuan tersebut ditumpahkan langsung ke aliran sungai yang berbatasan dengan dinding PT Lafarge Semen Indonesia. Warga juga memasang spanduk di dinding bangunan pabrik bertuliskan "Jangan Cemari Sungai Kami".
Aksi tersebut membuat arus lalu lintas sedikit terganggu karena mobil truk hampir menguasai dua ruas jalan. Akibatnya, terlihat antrean kendaraan pribadi dan truk pengangkut jalan selama 10 menit.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Yustika, salah seorang warga Lhoknga, mengaku aksi ini dilakukan lantaran pihak manajemen belum memberikan kepastian terkait masalah ini. Dia mengaku, meskipun pihak PT Lafarge Semen Indonesia sudah berjanji akan segera menyelesaikan kasus pencemaran sungai ini. “Namun tidak ada batas waktunya,” ujar dia.
Warga Lhoknga sejak Kamis, 28 Januari lalu, mengeluhkan air sungai yang mengalir ke muara sungai itu terlihat kehitaman dan berminyak. Mereka menuding hal itu merupakan limbah oli dan minyak dari pabrik semen PT Lafarge.
Pengurus Badan Lingkungan Hidup Aceh Besar, Muhammad Abduh, mengatakan air yang diduga tercemar limbah tersebut memang berasal dari dari mesin pabrik semen tersebut. Meskipun demikian, Abduh telah melakukan penelitian bahwa air tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat. “Itu bukan limbah yang berbahaya dan tidak membunuh ikan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)