Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Syahrizal Abbas mengatakan, Gafatar di Aceh beranggotakan mantan pengikut aliran Millata Abraham. "Jadi catatan penting kita, saat Millata Abraham tidak lagi beroperasi, mereka itu masuk ke Gafatar,” kata Syahrizal Abbas, di Banda Aceh, Rabu (13/1/2016).
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh sudah menyatakan bahwa Gafatar merupakan ormas beraliran sesat, pada 2010. Namun, Gafatar diketahui berdiri di Aceh pada 2014.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sehingga dalam pandangan masyarakat, ungkap Syahrizal, nama organisasi berubah namun para pengikutnya adalah orang yang sama. Walaupun ada tanggapan seperti itu, dirinya belum mendapatkan dokumen resmi terkait perubahan nama organisasi dari Millata Abraham menjadi Gafatar.
Dia mengatakan mengatakan dari segi agama, para pengikut Gafatar di Aceh telah menyebarkan ajaran sesat. Salah satu penyimpangan ajaran agama seperti adanya nabi setelah Nabi Muhammad. Syahrizal menyebutkan para pengikut ini menghendaki masyarakat muslim Aceh agar jauh dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Pada Januari 2015, warga menggerebek markas Gafatar di Ulee Kareng, Banda Aceh. Sebanyak 16 orang pengikut Gafatar diamankan polisi. Enam orang pengurus Gafatar Aceh dipenjara dengan tuntutan penistaan agama. Sementara 10 orang lainnya sudah kembali ke masyarakat dan dibina oleh MPU dan Dinas Syariat Islam Aceh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)