Lidrawati menunjukkan foto anaknya Muhammad Andika yang ditangkap polisi Malaysia, MTVN - Farida Noris
Lidrawati menunjukkan foto anaknya Muhammad Andika yang ditangkap polisi Malaysia, MTVN - Farida Noris (Farida Noris)

Tak Hiraukan Stroke, Pria Langkat Cari 2 Anaknya di Malaysia

maritim dan kelautan
Farida Noris • 23 Maret 2016 14:07
medcom.id, Medan: Lidrawati menunggu kabar dari dua putranya yang ditangkap Polisi Maritim Malaysia pada 11 Maret 2016. Ia juga mengkhawatirkan suaminya yang kini berada di Malaysia untuk mencari tahu kabar kedua putra mereka.
 
"Susah sekali perasaan saya. Dua anak saya ditangkap. suami yang kena stroke pun kini berada di Penang, Malaysia," kata Lidrawati yang menunggu kabar di rumahnya di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Brandan Timur, Kecamatan Babalan, Langkat, Sumatera Utara.
 
Kesedihan tampak di gurat wajah perempuan berusia 54 tahun itu. Ia sedih menunggu kabar Muhammad Andika, 23 dan Syafrizal, 30 yang tak jelas. Apalagi, kedua putranya tersebut tulang punggung keluarga.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Belum jelas bagaimana nasib mereka. Ada yang bilang pulang pekan depan. Tapi belum jelas juga," lanjut Lidrawati.
 
Kabar penangkapan kedua putranya mengejutkan Lidrawati. Tak ada firasat buruk saat keduanya berpamitan hendak mencari ikan di perairan Langkat. 
 
Seperti biasa, Andika dan Syafrizal meninggalkan rumah bersama empat teman mereka. Yaitu Dandi, 16; Hasan, 35; Iqbal, 35; dan Bawel, 35. Mereka sudah bisa mencari ikan di perairan tersebut.
 
Lalu pada 11 Maret 2016, seorang nelayan mendatanginya. Nelayan itu mengatakan dua anaknya ditangkap polisi Malaysia. Nelayan itu kabur dari penangkapan.
 
"Padahal mereka hanya mencari ikan, memang itulah mata pencaharian warga di kampung ini," jelasnya.
 
Mendapat kabar itu, Burhanuddin, suami Lidrawati, berangkat ke Pulau Penang. Pria berusia 64 tahun itu tak menghiraukan penyakit stroke yang ia derita. Tujuannya cuma satu, mencari kabar keberadaan kedua putra mereka.
 
Lidrawati mengatakan kedua putranya itu melaut karena sang Bapak tak bisa bekerja. Keduanya yang menggantikan tugas sang Bapak untuk menghidupi keluarga.
 
M Iqbal Ramadan, Kepala Lurah Brandan Timur, berharap pemerintah membantu menemukan nelayang yang ditangkap polisi Malaysia.
 
"Karena tanpa adanya peran dari pemerintah, kami pun tidak tahu kejelasan nasib dari nelayan yang ditangkap,"ungkapnya.
 
Sejak Januari 2016, Polisi Maritim Malaysia menangkap 17 nelayan asal Langkat. Polisi Malaysia menggelandang nelayan ke Pulau Penang dan menganggap mereka melanggar batas wilayah saat mencari ikan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif