Siswa kelas III SMP Negeri 2 Blang Dalam, Kecamatan Bandar Dua, ini diduga meninggal karena mengotak-atik bahan peledak sisa konflik Aceh 11 tahun lalu yang baru dia temukannya.
Informasi diperoleh Media Indonesia, peristiwa itu berawal ketika Baydarus menemukan sebuah bom aktif. Senjata ala perang itu dibawa korban ke kandang ayam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Karena penasaran, Baidarus mengotak-atik bom yang diduga berjenis granat. Besar kemungkinan terjadi benturan sehingga mesiu di dalamnya bereaksi dan langsung meledak
Indikasi itu diperkuat karena ada beberapa bahan yang ditemukan dekat mayat korban, misalnya tang, tali tangki semprot (tabung semprot tanaman), pipa besi, teko air, dan seng berlubang bekas terkena serpihan bom.
Kapolres Pidie AKBP Muhammad Ali Khadafi mengatakan ledakan itu terdengar hingga radius 300 meter.
Orang tuanya Syukri yang sedang berada di sawah tidak jauh dari kandang ayam, lantas pulang ke rumah tak lama setelah mendengar ledakan itu.
Begitu tiba di kandang, sang ayah mendapati anak yang dikenal disiplin, rajin sekolah, serta penurut itu sudah tidak bernyawa.
Jenazah korban langsung dievakuasi ke dalam rumah dan mendapat pertolongan warga sekitar.
Kasus ledakan berbagai jenis bom bekas konflik bersenjata di Aceh sering ditemukan setelah perjanjian perdamaian RI-GAM sejak 15 Agustus 2005.
Sebagian ledakan itu mengakibatkan korban jiwa dan sebagian lainnya bisa dijinakkan aparat keamanan. Bom paling sering ditemukan di Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Pidie, dan Kabupaten Aceh Besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)