Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty mengatakan, program Kampung KB merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo agar manfaat Program KB dapat lebih dirasakan secara langsung oleh masyarakat terutama yang berada di wilayah miskin, padat penduduk, tertinggal, terpencil, dan wilayah nelayan di seluruh Tanah Air.
Dengan dicanangkannya Kampung KB disini, diharapkan dapat bersinergi, berkolaborasi, dan saling mendukung satu sama lain dengan sektor-sektor pembangunan terkait lainnya dalam mengisi berbagai kegiatan di Kampung KB nantinya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Hal ini demi menjadikan Kampung KB sebagai kampung masyarakat yang sehat dan memiliki produktivitas," ujar Surya dalam rilisnya, Minggu (27/3).
Lebih lanjut Surya menerangkan, Program KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan Keluarga) dan berbagai kegiatan prioritas di dalamnya senantiasa diarahkan untuk mewujudkan Nawa Cita, terutama agenda prioritas ke-3, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Agenda Prioritas ke-5, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan dan Agenda prioritas ke-8, yaitu melakukan revolusi karakter bangsa.
Upaya mendukung perwujudan Nawa Cita, khususnya ketiga agenda prioritas tersebut dilaksanakan. Di antaranya, melalui pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Bantuan Operasional KB (BOKB) Subbidang KB; pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) KKBPK kepada masyarakat.
Kemudian, penyelenggaraan pelayanan KB bagi keluarga kurang mampu, pemberian fasilitasi bagi keluarga yang memiliki balita, remaja, atau lansia; serta pemberian edukasi dan advokasi tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR), Triad KRR (pernikahan dini, seks pranikah, napza), serta perencanaan pendidikan, pekerjaan, pernikahan, keluarga, hidup sehat, partisipasi dalam masyarakat bagi remaja melalui Program Generasi Berencana (GenRe).
"Sementara dalam rangka pelaksanaan Revolusi Mental, BKKBN berupaya melaksanakan penanaman nilai-nilai Revolusi Mental berbasis keluarga. Dengan pendekatan keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat sekaligus wahana pertama dan utama, maka diharapkan nilai-nilai etos kerja, integritas, dan gotong royong akan dapat lebih terinternalisasi bagi anggota keluarga maupun masyarakat sekitarnya," tukas Surya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(AZF)