Ilustrasi. Foto: Armabar
Ilustrasi. Foto: Armabar (Wandi Yusuf)

Ada Upaya Tiupkan Kerentanan Keamanan di Selat Malaka

keamanan laut
Wandi Yusuf • 08 Maret 2016 12:20
medcom.id, Jakarta: TNI Angkatan Laut mencium ada upaya pihak lain yang ingin meniupkan adanya kerentanan keamanan di Selat Malaka. Publikasi negatif itu membuat dunia menyoroti Indonesia sebagai negara yang tak bisa menjaga keamanan lautnya dengan baik.
 
"Seperti ada upaya menyamakan kerentanan perompakan di Selat Malaka dengan perompakan di Somalia. Padahal itu tidak ada," kata Panglima Armada RI Kawasan Barat (Armabar) Laksamana Muda A. Taufiqoerrochman, saat menjadi pembicara dalam diskusi mendalam bertajuk Meningkatkan Koordinasi dalam Melawan Kejahatan Transnasional Terorganisasi di Laut, pada Senin dan Selasa (7-8/3/2016) di Hotel Pullman, Jakarta Pusat.
 
Taufiq menegaskan sejak September 2015 sudah tak ada lagi aksi kriminal yang terjadi di Selat Malaka. Namun, sejumlah kapal asing yang melintas di Selat Malaka tetap saja merasa khawatir. Ini karena adanya laporan dari International Maritime Bureau (IMB) yang berbasis di Malaysia yang mendata ada 175 aksi pembajakan di Selat Malaka selama 2015.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Saya pernah dihubungi dini hari oleh Atase Pertahanan Korea karena kapal berbendera Korea merasa dikepung perompak di Selat Malaka karena banyaknya kerlip lampu. Saya langsung mengontak perwira kami di sana untuk mengecek, ternyata tidak ada. Setelah itu, baru mereka yakin kalau selat ini aman," ujar mantan komandan operasi pembebasan awak MV Sinar Kudus yang disandera lanun asal Somalia ini.
 
Ada Upaya Tiupkan Kerentanan Keamanan di Selat Malaka
(Grafis perompakan di laut Indonesia selama 2015. Hingga akhir tahun aksi kriminal terus menurun/Armabar)
 
Berkaca pada pengalaman itu, Armabar menciptakan satuan khusus yang diberi nama tim Western Fleet Quick Response (WFQR). WFQR ini diawaki prajurit-prajurit khusus dengan kapal kecil yang mampu bergerak cepat menangani tindak kriminal di area sempit seperti di Selat Malaka.
 
Tim WFQR ini mampu mengungkap sejumlah modus kejahatan di laut. "Salah satunya modus seolah-olah telah dirompak, namun tujuan utamanya untuk bisa mendapatkan asuransi maksimal," kata dia. 
 
Tim WFQR juga menangkap Kapal MT Mascot II yang mengangkut 250 ton BBM yang tak dilengkapi dokumen resmi. Termasuk juga mengaankan imigran yang mencoba mencari suaka.
 
"Kami juga memperkuat keamanan di Selat Malaka dengan melakukan kerja sama dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand dengan sandi Malacca Straits Sea Patrol (Patroli Selat Malaka)," kata dia. Hasilnya, perompakan bisa ditekan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif