"Sampai kemarin, masih ada warga yang bertemu dengan harimau. Bahkan di siang hari," kata Pjs Kepala Kampung Koto Pulai, Iel Fauzi Anwar, saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (23/7/2016).
Harimau tersebut, menurut Iel, sudah memakan dua anjing peliharaan warga. "Warga juga melihat bangkai babi hutan yang dimangsa di pinggir kampung," ujarnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengatakan, warga memperkirakan harimau berjumlah empat ekor. "Ada yang melihat langsung dua ekor, satu jantan dan satu betina. Pada saat bersamaan di tempat berbeda juga ada warga yang melihat harimau lainnya."
Akibat kejadian tersebut, menurut Wali Nagari Kambang Timur Sondri KS, warga resah dan ketakutan. "Harimau bukan saja terlihat malam hari, tapi juga siang, hanya beberapa ratus meter dari pinggir kampung. Warga takut pergi ke ladang," ujarnya.
Wali Nagari sudah melaporkan hal tersebut kepada Dinas Kehutanan setempat, namun petugas belum turun ke lapangan. "Kami masih menunggu di sini."
Hal yang ditakutkan, menurut Sondri, masyarakat bertindak sendiri dengan menembak atau meracun harimau. "Sampai saat ini kita masih bisa mencegah, karena kita tahu ini hewan yang dilindungi. Tapi, nyawa manusia lebih berharga," katanya.
Kepala Seksi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Surajiya, mengatakan sudah mendapat laporan awal.
"Kami sudah meminta petugas di Pesisir Selatan mengecek ke lapangan. Belum ada laporan kembali. Tapi, mendapat informasi baru ini, segera kita akan turunkan tim," katanya.
Menurut Surajiya, ada beberapa kemungkinan penyebab harimau masuk ke perkampungan penduduk. "Bisa karena habitatnya terganggu atau karena kekurangan makanan," ujarnya.
BKSDA, menurutnya, akan coba mengusir harimau agar menjauh dari pemukiman penduduk. "Kita akan coba usir dengan bunyi-bunyian, meriam bambu dan besi. Kalau tidak mempan, baru akan kita tangkap, untuk dipindahkan ke tempat lain," kata Surajiya.
Untuk sementara, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Hewan ternak seperti kerbau, sapi dan kambing dimasukkan saja ke kandang. Untuk sementara, juga kurangi beraktivitas di malam hari." (Hendra Makmur)
(UWA)