Baca: Jurnalis Medan Minta KASAU Dicopot
Legislator yang terdiri dari Ahmad Riza Patria dari Fraksi Gerindra, Diah Pitaloka dan Arteria Dahlan dari Fraksi PDIP pun turut memantau lokasi lahan yang memicu bentrok. Mereka juga melihat langsung rumah warga yang rusak, serta dua masjid yang rekaman kamera pengawasnya menunjukkan kekerasan yang dilakukan personel TNI.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Arteria Dahlan mengaku tidak menyangka dengan apa yang dilakukan prajurit TNI AU usai melihat rekaman tindak kekerasan itu. "Saya kira ini bukan kejadian di Indonesia. Danlanud akan kita panggil. Kalau ini benar, harus dicopot," tegasnya.
Baca: Dua Wartawan Korban Pemukulan TNI AU Berangsur Pulih
Dia juga menyatakan akan meminta pertanggungjawaban BPN terkait sengketa lahan Sari Rejo. "Kami akan panggil Kepala BPN," jelasnya.
Sementara itu, Riza Patria menyebut banyak proses sertifikasi tidak sesuai dengan aturan. Diugkapkannya, pihak Kementerian Keuangan telah mengakui lahan di Sari Rejo dimasukkan dalam daftar kekayaan negara secara sepihak tanpa pengecekan ke lapangan apalagi pengukuran.
Baca: Warga Protes Prajurit TNI Patok Lahan di Medan
"Kami sudah memanggil berbagai pihak, termasuk TNI AU, Kemenkeu, Pemkot Medan, dan yang terpenting BPN," kata Ahmad Riza Patria.
Bentrok terjadi pada Senin, 15 Agustus 2016 sore di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia. Sedikitnya 10 orang terluka, termasuk dua wartawan yang sedang meliput. Dari delapan warga yang terluka, juga terdapat lima orang yang mengalami luka tembak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)