Pameran yang digelar di Museum Aceh itu memamerkan 18 koleksi batu nisan dari abad ke -14 hingga abad ke -19 Masehi. Batu dengan beragam model tersebut dipajang berdasarkan tahun pembuatannya.
Dibagian depan museum, terlihat empat batu nisan yang merupakan koleksi masa Kerajaan Samudra Pasai. Sementara bagian tengah ruangan, terdapat tiga koleksi batu nisan dari Kerajaan Lamuri. Di paling ujung ruangan para pengunjung bisa melihat 11 nisan dari zaman Kesultanan Aceh Darussalam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Staf Koleksi dan Edukasi Museum Aceh, Surhawani mengatakan, pameran tersebut digelar untuk memberikan edukasi bagi masyarakat, terutama pelajar tingkat SMP dan SMA.
"Kita undang pelajar untuk dapat melihat langsung nisan-nisan peninggalan kerajaan Aceh ini," ujar Surhawani kepada Metrotvnews.com, Sabtu 13 Mei 2017.
Nisan tidak hanya menjadi penanda kubur bagi orang meninggal, sebutnya. Batu-batu nisan Aceh mempunya nilai sejarah dan nilai seni yang sangat tinggi. Hal itu karena batu tersebut diukir langsung oleh ahli pahat dan kaligrafi. Bahkan, nisan juga mempengaruhi bagaimana pertumbuhan Islam sejak kerajaan Samudra Pasai berdiri.

Tidak hanya itu, Surhawani mengatakan, batu nisan ini menjadi tanda hubungan diplomatik Aceh dengan negara-negara lain. Saat ada Raja Aceh yang meninggal, kata dia, negara-negara sahabat mengirimkan batu nisan yang telah terukir indah. Hal itu dilakukan sebagai wujud penghormatan. Tentu saja nisan yang dikirim tersebut telah diukir dengan sangat detail dan dibuat dari material yang mahal.
Tidak hanya batu nisan, para pengunjung juga disuguhkan beragam informasi tentang tiga kerajaan besar di Aceh. Mapesa memberi edukasi bagi pengunjung terkait penemuan nisan, jenis nisan yang ditemukan, serta pemilik nisan yang terpahat di batu tersebut.
Setiap pengunjung akan dipandu khusus oleh pengurus Mapesa. Mereka akan menjelaskan periode dan asal-usul dari nisan yang dipajang selama seminggu tersebut.
Sementara itu, para pengunung yang datang kepameran ini mengaku sangat senang dengan acara tersebut. Baginya acara ini menambah pengetahuan dan informasi terbaru soal sejarah aceh, terutama jenis dan latar belakang dari tiap-tiap nisan yang dipajang.
Pameran batu nisan ini diselenggarakan selama seminggu sejak tanggal 9-16 Mei 2017. Para pengunjung juga bisa menyaksikan demo pembuatan batu nisan yang dibuat langsung di halaman Museum Aceh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)